TEORI PEMBUATAN PERAN DYADIC DAN MENJADI PENGIKUT
2.1 Teori
Pertukaran Pemimpin - Anggota
Teori pertukaran pemimpin-anggota
(LMX-Leader-Member-Exchange) mejelaskan proses pembuatan peran antara seorang
pemimpin dengan seorang bawahan (Dansereu,Graen & Haga, 1975; Graen &
Cashaman, 1975), selain itu, teori tersebut menggambarkan bagaimana para
pemimpin mengembangkan hubungan pertukaran yang berbeda sepanjang waktu dengan
berbagai bawahan.
A. Versi
Awal Dari Teori LMX
Dasar pemikiran dari teori ini adalah bahwa para
pemimpin mengembangkan hubungan pertukaran yang terpisah dengan masing-masing
bawahan seperti dua pihak yang sama-sama mendefinisikan peran dari bawahan.
Hubungan pertukara itu biasanya mengambil satu dari dua bentuk berbeda. Menurut
teori tersebut, kebanyakan pemimpin membuat hubungan pertukaran yang khusus
denegan sejumlah kecil bawahan yang dipercaya yang berfungsi sebagai asisten,
letnan, atau penasehat. Graen dan Cashsman (1975)
B. Versi
Perluasan Teori LMX
Dalam sebuah revisi dari teori LMX, pengembangan
hubungan dalam Dyadic pemimpin-bawahan telah mejelaskan dalam model siklus
hidup yang memiliki tiga kemungkinan tahapan (Graen & Scandure, 1978; Graen
& Uhl-Bien, 1991). Hubungan itu dimulai dengan sebuah tahapan awal dimana
pemmpin dan bawahan saling mengevakuasi motif dan sikap sumber daya
masing-masing, dan sumber daya yang akan dipertukarkan, dan dibangunnya harapan
peran bersama.
a)
Pengukuran LMX
Cara dimana LMX didefinisikan amatlah beragam dari
studi yang satu ke studi lainnya. Kualitas hubungan pertukaran biasanya
diasumsikan melibatkan hal-hal seperti
saling mempercayai, rasa hormat, kasih sayang dukungan dan kesetiaann namun,
terkadang LMX didefinisikan meliputi aspek hubungan yang lainnya (misalnya
menegosiasikan ruang gerak, pengaruh yang bertambah, nilai-nilai bersama) atau
sifat individual dari pemimpin atau bawahan (Schriesheim, castro & Colgiser
1999).
b)
Penelitian Mengenai Hubungan LMX
Sebagian besar penelititan mengenai teori LMX, sejak
studi-studi awal tahun 1970-an telah menguji bagiamana LMX berhubungan dengan
variabel lainnya.penelitian ini meliputi sejumlah besar lapangan survei,
sejumlah eksperimen, laboratorium, dan dua buah eksperimen lapangan. Tambah
lagi beberapa studi telah menggunakan pengamatan dan analisis pola komunikasi
didalam hubungan LMX yang tinggi terhadap yang rendah (Fairhurst, 1993; Kramer
1995).
Cukup banyak badan penelitian yang kini menguji
hubungan LMX dan hasil seperti kepuasan dan kinerja bawahan. Badan penelitian
ini menemukan bahwa hubungan pertukaran yang menurun yang mendukung biasanya
berkorelasi dengan kejelasan yang kebih besar, kepuasan yang lebh tinggi,
komitmen organisatoris yang lebih kuat, dan kinerja bawahan yang lebih baik.
Dalam sebuah eksperimen lapangan yang lebuh langka (Graen, Novak &
Sammerkamp, 1982; Scandura & Graen 1984), para pemimpin yang terlatih untuk
mengembangkan hubungan pertukaran Yang mendukung dengan para bawahan mereka
memiliki perolehan berikutnya dalam kinerja sasaran dan kepuasan bawahan
mereka. Untuk menggabungkan hasil dari penelitian mengenai hasil, teori ang
telah direvisi ( Graen & Uhl-Bien, 1995) menyertakan saran bahwa pemimpin
bahwa berusaha membuat hubungan pertukaran yang khusus dengan semua bawahan
jika mungkin, bukan hanya dengan beberapa orang yang disukai.
2.2 Evaluasi Atas Teori Dan Penelitian LMX
Seiring berjalannya waktu, teori LMX telah menjadi
lebih prespektif dibandingkan deskriptif, dan dyad telah terpisah ditekankan
dengan membedakan hubungan. Penyulingant eori dapat menjadi keuntungan jika
mereka menjadi lebih tepat, lebih hemat, dan komprehensif. sayangnya,
revisiteori LMX Masih memiliki sejumlah kelemahan konseptual yang
membatasi penggunaannya. Versi awal dari
teori ini tidak memadai menjelaskan bagaimana hubungan dyadic berkembang seiring waktu,bagaimana
hubungan dyadic berbeda dari pemimpin saling mempengaruhi, dan bagaimana
hubungan yang dibedakan mempengaruhi
kinerja keseluruhan oleh unit kerja pemimpin itu.( Dienesh & Liden 1986;
schrieshein et al 1999;vecchio & gobdel 1984). Revisi dari teori itu telah
berupaya untuk memperbaiki sebagian kekurangan ini, tetapi dibutuhkan perbaikan
tambahan.
Masalah yang berkelanjutanselambertahun-tahun
mengambang mengenai sifat dari hubungan pertukaran. (schriesheim et al,1999).
Perkembangbiakan defenisi dan skala LMX tidak membantu mengurangi ambiguitas
tersebut. Hanya sedikit bukti bahwa skala LMX mengukur sebuah konsepsi teoritis
( kualitas hubungan ) yang bermakna secara konseptual dan berbeda dari konsepsi
yang lebih tradisional seperti kepuasan dan kepemimpinan. Kesepakatan yang
lebih rendah antara peringkat pemimpin dan anggota dari LMX dapat berarti bahwa
skala itu mengukur persepsi individual yang bias yang sanngat berbaur dengan
variable lainnya.
Teori ini akan ditingkatkan dengan sebuah gambaran
jelas mengenai cara hubungan dyadic berbeda dari seorang pemimpin itu saling
mempengaruhi dan mempengaruhi kinerja kelompok secara keseluruhan. Barang kali
terdapat titik diluar hal ini dimana perbedaan yang meningkat dari hubungan
dyadic mulai menciptakan perasaan penolakan diantara para anggota pertukaran -
rendah ( McClane,1991;Yukl,1899 ).
Teori LMX dapat ditingkatkan dengan penggabungan
proses atribusional yang menjelaskan
bagaimana para pemimpin menerjemahkan tindakan bawahan dan bawahan
menerjemahkan tindakan pemimpin (Dienesh&Liden ,1986. Steiner 1997). Proses
atribusi ini dijelaskan nanti dalam bab ini . cara lain untuk memperkaya teori
ini adalah menyertakan konsepsi tentang keadilan procedural dan distributive (
scandura,1999). Persepsi bawahan tentang keadilan dalam memberikan tanggun
jawab dana lokasi pennghargaan dapat membantu ,menjelaskan perkembangan
hubungan pertukaran.
Teori LMX telah hampir ekslusif hanya mengenai hubungan
dyadic vertikal. Graen dan Uhl –Bien (1995) ,mengusulkan agar teori itu dapat
diperluas hinga jenis hubugnan dyadic lainnya, seperti hubungan dengan rekan
sejawat atau para anggota dari jaringan informal seseorang. Sparrowe dan Liden
(1997) menyatakan hubungan dyadic berkembang didalam konteks sosial yang lebih
luas. Namun, hanya terdapat sedikit penelitian mengenai proses pertukaran dalam
hubungan dyadic non hierarkis.
Pertukaran pemimpin-anggota merupakan teori
universal yang hanya sedikit memperhatikan variabel situasional yang dapat
mempengaruhi proses pertukaran (Green et,al 1996). Beberapa aspek dari
situasi yang lebih mungkin menjadi
relevan meliputi atribut demografis dari anggota unit kerja,karateristik
pekerjaan,karateristik unit kerja (misalnya besaran,fungsi,stabilitas
keanggotaan),dan jenis organisasi. Variabel organisatoris ini dapat
mempengaruhi jenis hubungan dyadic yang terjadi,proses pertukaran yang
mendasari,dan implikasinya bagi individual dan organisasi.Hanya sedikit
penelitian mengenai kemungkinan pengaruh yang menengahi variabel situasional
untuk menentukan apakah mereka harus digabungkan ke dalam teori tersebut.
2.3 Atribut
Pemimpin Tentang Bawahan
Seperti telah kita lihat,bagaimana seorang pemimpin
bertindak terhadap bawahan beragam bergantung pada apakah bawahan itu dipandang
sebagai kompeten dan setia atau tidak kompoten dan tidak dapat dipercaya.
Penilaian kompetensi dan kemampuan dapat diandalkan didasarkan pada
interpretasi dari perilaku dan kinerja bawahan.
v Model Atribut
Dua-Tahap.
Green dan Mitchell (1979) reaksi dari seorang menejer terhadap kinerja
yang buruk sebagai prosses dua tahap.Dalam tahap pertama menejer berusaha untuk
menentukan penyebab dari kinerja yang buruk itu;tahap kedua menejer beruasaha
untuk menyeleksi sebuah respons yang tepat untuk memperbaiki masalah itu.
Para menejer menghubungkan penyebab utama kinerja
yang buruk itu dengan hal internal bagi bawahan (misalnya,kurangnya usaha atau
kemampuan) atau dengan permasalahan eksternal di luar kendali bawahan itu (misalnya
tugas itu memiliki halangan yang terkit,sumber daya yang tidak
memadai,informasinya tidak cukup,orang lain gagal memberikan dukungan yang
diperlukan,atau hanya karena nasib buruk).
Jenis atribusi yang dilakukan oleh seorang manajer
mempengaruhi respon terhadap masalah.Saat dilakukan atribusi eksternal,manajer
akan lebih mungkin memberikan respons dengan berusaha untuk mengubah
situasinya,seperti memberikan sumber daya yang lebih banyak,memberikan bantuan
dalam menghilangkan halangan,memberikan informasi yang lebih baik,mengubah
tugasnya untuk mengurangi kesulitan yang ada,atau dalam kasus nasib
buruk,dengan memperlihatkan simpati atau tidak melakukan apa pun.
v
Penelitian mengenai Model
Beberapa studi telah mengonfirmasikan usulan-usulan
utama dari model (misalnya ,Ashkanasy & Gallois,1994;Crant &
Bateman,1993;Dugan,1989;Gioia & Sims,1985;Green &
Liden,1980;Ilgen,Mitchell & Fredrickson,1981; Mitchell, Green &
Wood,1981; Mitchell & Kalb,1981; Mitchell & Liden,1982; Mitchell &
Wood,1980; Offermann,Schroyer & Green,1998; Trahan & Steiner, 1994;Wood
& Mitchell,1981). Model atribusi ini juga didukung oleh penelitian mengenai
pengaruh dari posisi kekuasaan atas perlakuan pemimpin kepada bawahan
(Kipnis,Schmidt Price & Stitt,1981;Mcfillen & New,1979). Makin besar
posisi kekuasaan yang di miliki seorang pemimpin,maka pemimpin itu akan lebih
mungkin menghubungkan perilaku yang tepat dari bawahan dengan factor ekstrinsik
(yaitu,dikerjakan hanya untuk mendapatkan penghargaan atau menghindari hukuman)
dari pada dengan motifasi intrinsik.
v Atribusi
dan LMX
Penelitian mengenai atribusi juga menunjukkan bahaya
lain memiliki hubungan pertukaran yang rendah dengan beberapa bawahan (Lord
& Maher,1991). Jenis hubungan pertukaran yang telah terbentuk mempengaruhi
interprestasi berikutnya dari manajer itu atas perilaku orang tersebut. Para
pemimipin terlihat tidak terlalu kritis dalam mengevaluasi kinerja bawahan di
mana mereka memiliki hubungan pertukaran yang tinggi (Duarte,Goodson &
Klich,1994;Heneman, Greenberger & Anonyuo,1989). Lebih lagi,atribussi
tentang alasan untuk kinerja terlihat berbeda.
Perilaku pemimpin terhadap bawahan konsisten dengan
atribusi mengenai kinerja.Sebagai contoh,perilaku yang efektif seorang bawahan
yang memiliki pertukaran tinggi akan lebih mungkin dipuji, dan kesalahan oleh
bawahan yang memiliki pertukaran rendah akan lebih mungkin di kritik.
Prasangka dari banyak menejer terhadap perbuatan
atribusi internal mengenai kinerja yang buruk oleh seorang bawahan untuk
mempersalahkan factor intrernal atas kesalahan atau kegagalan mereka.Prasangka
yang tidak dapat diperbandingkan ini membuat makin sulitnya para menejer
mengenai permasalahan kinerja secara efektif.
2.4 Manajemen Kesan oleh Para Pengikut
Evaluasi seorang pemimpin dari seorang bawahan juga
di pengaruhi oleh upaya bawahan untuk memproyeksikan citra yang mendukung
(Wortman & Linsenmeier,1977).Taktik menejemen kesan dapat digunakan baik
untuk memperoleh keuntungan segera (misalnya, mendapatkan otorisasi untuk
usulan perubahan) atau untuk meningkatkan hubungan jangka panjang dengan atasan
(Thechi & Melburg,1984).
Banyak jenis taktik menejemen kesan yang berbeda
yang telah diidentifikasikan. Satu perbedaan yang berguna adalah antara taktik
defensif yang di gunakan untuk membenarkan kinerja yang lamah dan taktik pro
aktif yang di gunakan untuk memperoleh rasa hormat dan perhatian dari orang
lain.
Taktik menejemen kesan dapat mempengaruhi atasan
dalam beberapa cara yang penting (Ferris, Judge, Roulad & Fitzgimbbons,
1994: Ralston & Elsass, 1989: Wayne & Ferris,1990: Wayne &
Kacmar,1991: Weayne & Liden, 1995).
v Aplikasi:
Memperbaiki Kekurangan Kinerja
Memperbaiki kekurangan kinerja merupakan tanggung
jawab menejerial yang penting namun sulit. Orang cenderung menjadi defensif
tentang kecaman, karena hal ini mengancam harga diri dan dapat menyiratkan
penolakan pribadi.
Penelitian mengenai konseling, umpan balik dan
konflik memberikan wawasan tentang cara yang efektif untuk memberikan umpan
balik korektif.Para menejer yang efektif mengambil pendekatan pemecahan masalah
yang mendukung saat berhadapan dengan prilaku yang tidak tepat atau kinerja
yang kurang dari bawahan. Pedoman berikut memperlihatkan bagaimana memperbaiki
komonikasi dan pemecahan masalah sambil mengurangi sifat defensive dan penolakan
(lihat juga Table 5-2).
TABEL 5-2 Pedoman untuk Memperbaiki Kinerja yang
Merosot
·
Mengumpulkan informasi tentang masalah kinerja
·
Berusaha untuk menghindari prasangka atribusional
·
Memberikan umpan balik korektif dengan cepat.
·
Mengjelaskan kekurangannya secara singkat dalam hal-hal spesifik
·
Menjelaskan dampak merugikan dari perilaku yang tidak efektif
·
Tetap tenang dan profesional
·
Bersama-sama mengidentifikasikan alasan atas kinerja yang tidak memadai
·
Meminta orang itu untuk
menyarankan perbaikan
·
Menyatakan keyakinan pada orang tersebut
·
Menyatakan keinginan tulus untuk membantu orang tersebut
·
Mencapai kesepakatan atas langkah-langkah tindakan yang khusus
·
Meringkaskan diskusi dan mengesahkan kesepakatan.
·
Mengumpulkan informasi tentang masalah kinerja.
Seberapa mengkonfrontasikan seorang bawahan dengan
kekurangan kinerja, sangat berguna untuk mendapatkan fakta yang sebenarnya.
Sangatlah penting melakukan pencarian fakta saat anda tidak secara langsung
mengamati bawahan melakukan sesuatu yang tidak tepat. Mengumpulkan iinformasi
tentang penentuan waktu (kapan masalah itu terjadi, berapa kali), besarnya
(apakah konsekuensi negatifnya, bagaimana seriusnya hal itu), pendahuluan (apa
yang mengarah kepada masalh itu, bagaimana keterlibatan karyawan), dan
cakupannya (apakah masalah itu terjadi hanya bagi bawahan, atau apakah orang
lain mengalami masalah yang sama). Jika informasi tentang perilaku bawahan yang
tidak memuaskan didapatkan dari orang lain (diceritakan oleh orang lain),
berusahalah untuk memperoleh rincian kejadian dari pihak yang memulai keluhan
itu. Jika masalahnya telah terjadi sebelumnya, identifikasikanlah tindakan
sebelumnya yang diambil untuk menghadapinya.
·
Berusahalah untuk menghindari
prasangka atributsional.
Dalam pandangan prasangka atributsional yang telah
dijelaskan sebelumnya, sangatlah penting untuk menghindari berasumsi bahwa
masalahnya adalah karena kekurangan motivasi atau kompetensi bawahan. Mungkin
terdapat lebih dari satu alasan atas kinerja yang tidak memadai. Seperti yang
ditunjukan sebelumnya, kekurangan kinerja mungkin disebabkan oleh faktor
situasional, penyebab internal, atau kombinasi dari keduanya. Penyebab
situasional yang biasanya berada di luar kendali bawahan meliputi : kekurangan
persediaan, bahan, atau personalia; peristiwa tidak diharapkan atau tidak biasa
(misalnya, kecelakaan, cuaca buruk, sabotase, tuntutan hukum, peraturan baru);
tingkat sumberdaya dibawah tingkat yang dianggarkan karena pemotongan mendadak
atau perubahan prioritas; dan kegagalan orang dibagian lain organisasi atau
orang luar dalam menjalankan bagian mereka dalam proyek itu secara tepat dan
tepat waktu. Penyebab internal atas kinerja yang buruk biasanya melibatkan motivasi yang
rendah atau kurangnya ketrampilan bawahan. Contoh-contoh dari jenis masalah ini
meliputi yang berikut: kegagalan untuk menjalankan langkah tindakan utama pada
jadwal. Kegagalan untuk mengawasi kemajuan untuk mengdeteksi masalah yang membutuhkan
perhatian mereka, membuat kesalahan yang tidak terhindarkan dalam kinerja suatu
tugas, kegagalan mengikuti prosedur dan peraturan standar, dan bertindak dengan
cara yang tidak profesional atau tidak tepat.
·
Memberikan umpan balik korektif dengan cepat.
Umpan balik korektif harus diberikan segera setelah
masalahnya diketahui bukannya menunggu hingga beberapa waktu kemudian, saat
orang itu mungkin tidak mengingat peristiwa tersebut. Hadapilah perilaku yang
tidak tepat yang anda amati sendiri itu dengan segera, dan tanganilah masalah
kinerja yang lainnya (keluhan tentang seorang bawahan, kualitas atau
produktivitas dibawah standar) secepat anda dapat melakukan penyelidikan awal.
Beberapa manajer menyimpan kecaman untuk pertemuan penilaian tahunan atau
pertemuan tinjauan kemajuan terjadwal. Praktik ini mungkin menjadi tidak
efektif. Dengan menunda umpan balik, anda kehilangan kesempatan untuk
menghadapi masalah itu dengan segera sebelum memburuk. Selanjutnya, dengan
tidak memberikan respons terhadap perilaku yang tidak tepat atau tidak efektif,
pesan yang salah bisa terkirim, yaitu bahwa perilaku itu dapat diterima atau
tidak ada konsekuensinya. Akhirnya, seseorang akan mungkin menjadi lebih
defensif setelah mendengar rentetan serangan kecaman pada waktu yang sama.
·
Menjelaskan kekurangannya secara tingkat dalam hal-hal spesifik.
Umpan balik menjadi lebih efektif jika melibatkan
perilaku spesifik atau contoh spesifik dari kekurangan kinerja. Kecaman yang
umum dan samar (“pekerjaanmu tidak rapi”) mungkin tidak menyampaikan apa
kesalahan yang dilakukan orang itu dan lebih muda disangkal olehnya. Berikan
contoh spesifik tentang apa yang telah dilakukan orang itu dan lebih muda
disangkal olehnya. Berikan contoh spesifik tentang apa yang telah dilakukan, di
mana dan kapan terjadinya. Sebagai contoh, bukannya mengatakan seseorang itu
kasar, tunjukanlah bahwa ia telah menyela pembicaraan Anda dua kali pada minggu
ini dengan pertanyaan sepele saat Anda berbicara dengan orang lain (sebutkan
orangnya dan kapan peristiwa itu terjadi). Saat mengecam kinerja, sebutkan
contoh spesifik atas kinerja yang tidak memuaskan. Sebagai contoh, tunjukan
bahwa dua pelanggan telah mngeluh tentang pelayanan yang lambat oleh departemen
orang itu. Hidarilah membesar-besarkannya seperti “Anda selalu terlambat”.
Upayakan untuk membuat penjelasan perilaku yang tidak efektif itu tetap
singkat. Makin lama orang itu harus mendengarkan kecaman yang membangun, bisa
jadi orangtersebut akan makin defensif.
·
Menjelaskan dampak merugikan dari perilaku yang tidak efektif.
Umpan balik korektif lebih berguna jika meliputi
sebuah penjelasan tentang alsan mengapa perilaku seseorang tidak tepat atau
tidak efektif. Sebagai contoh, jelaskan bagaimana perilaku itu menyebabkan
masalah bagi orang lain dan mengganggu pekerjaan mereka. Jelaskanlah mengenai
ketidaknyamanan dan kesulitan yang telah Anda alami atau orang lain sebagai
akibat dari perilaku orang itu yang tidak tepat. Jelaskan bagaiman perilaku
orang itu membahayakan keberhasilan sebuah proyek atau misi penting dan
ungkapan keprihatinan Anda pribadi atas hal itu.
·
Tetap tenang dan profesional.
Memang tepat bila memperlihatkan keprihatinan
mengenai masalah atau kesalahan kinerja, tetapi umpan balik korektif harus
diberikan tanpa mengungkapkan kemarahan atau penolakan pribadi. Seorang manajer
yang meledak, berteriak kepada orang, dan mengeluarkan ungkapan yang menghina
(misalnya, menyebut sesorang sebagai bodoh dan malas) tidak akan memberikan
motivasi kepada orang itu untuk memperbaiki kinerjanya. Selanjutnya, perilaku
seperti ini menghalangi pemecahan masalah dan merendahkan hubungan antara
manajer dan bawahan. Hindarilah membuat tuduhan dan hinaan (“mengapa kamu melakukan
hal bodoh demikian?”) yang akan membuat orang itu menjadi defensif. Kriktiklah
perilaku bukan orangnya. Jelaskan bahwa anda menghargai oarang itu dan ingin
membantunya untuk menghadapi masalah kinerja.
·
Bersama-sama mengidentifikasikan alasan untuk mencapai kinerja yang
tidak memadai.
Bahkan setelah penyelidikan awal kedalam penyebab
masalah kinerja, mungkin anda kekurangan informasi tentang masalah itu yang
akan membuat Anda mengubah persepsi tentangnya. Sangat penting untuk mendengarkan
penjelasan bawahanatas masalah itu bukan langsung menarik kesimpulan tentang
penyebabnya. Berikan kesempatan kepada orang itu untuk menjelaskan kesalahan,
kinerja yang tidak memadai, atau perilaku yang tidak tepat. Terkadang orang itu
mungkin tidak mengetahui alasan atau mungkin membuat alasan bukannya mengakui
tanggung jawab. Berhati-hatilah membedakan antara penyebab situasional dengan
penyebab pribadi. Penyebab pribadi biasanya adalah keseganan untuk mengakui
kesalahan dan kegagalan. Saat bertanya-tanya untuk menemukan penyebab ini,
tanyakanlah hal-hal apakah yang dilakukan bawahan itu secara berbeda dengan
manfaat melihat ke belakang, dan pelajaran apa yang telah di dapat dari
pengalaman itu. Pertahankan agar diskusi mengenai penyebab pribadi itu berfokus
pada perilaku khususu yang tidak efektif atau tidak tepat bukannya pada atribut
pribadi seperti penilaian yang buruk, tidak bertanggung jawab, atau kurangnya
motivasi. Bersma-sama identifikasikan semua alasan penting dalam cara yang
teliti, dan sistematis, bukannya segera membahas tindakan korektif.
·
Meminta orang itu menyarankan perbaikan.
Sangatlah penting membuat orang itu bertanggung
jawab atas kekurangan kinerja. Tidak mungkin ada perbaikan jika orang itu
membuat alasan dan menyangkal bertanggung jawab atas masalah itu. Komitmen
untuk perbaikan akan lebih mungkin jika orang itu menyarankan cara-cara untuk
menghadapinya. Jadi, saat mendiskusikan bagaimana memperbaiki kekurangan
kinerja, mulailah dengan meminta saran bukanya memberitahu orang itu tentang
apa yang harus dilakukan. Gunakanlah pertanyaan berujung terbuka seeperti
“ide-ide apa yang anda miliki untuk memperbaiki kinerja?” dan “apa yang dapat
kit alakukan untuk menghindari masalh ini di masa mendatang?” Doronglah orang
itu untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan perbaikan, bukannya dengan
cepat berfokus pada sebuah perbaikan yang sempit. Berusahalah untuk membangun
ide-ide bawahan bukannya hanya menunjukan batasan. Jika bawahan gagal
mengidentifikasi beberapa perbaikan yang menjanjikan, berusahalah untuk
mengemukakan ide anda sendiri sebagai variasi dari ide-ide bawahan. Nyatakanlah
ide anda dalam cara umum yang sementara (“bagaimana dengan kemungkinan . . .”)
dan biarkan bawahan mengembangkan rinciannya sehingga ia merasa memiliki
rencana perbaikan itu.
·
Menyatakan keyakinan pada orang tersebut.
Seorang bawahan yang kurang percaya diri dan merass
berkecil hati karena melakukan tugas dengan buruk akan sulit membuat perbaikan.
Sebuah fungsi kepemimpinan yang penting adalah dengan meningkatkan keyakinan
seseorang bahwa hal-hal yang sulit dapat dicapai dengan upaya bersama, walaupun
sebelumnya gagal. Sebutkanlah kualitas menguntungkan dari orang itu yang akan
membantunya melakukan yang lebih baik. Jelaskan bagaimana orang lain mengatasi
kegagalan atau kemunduran serupa. Perlihatkan keyakinan bahwa orang itu akan
berhasil. Penelitian memperlihatkan bahwa para bawahan bekerja dengan lebih
baik saat pemimpinnya memiliki harapan yang lebih tinggi terhadap mereka
(Eden,1990;McNatt, 2000).
·
Menyatakan keinginan yang tulus untuk membantu orang tersebut.
Sangatlah penting menyampaikan maksud Anda untuk
membantu orang itu mengerjakan tugas itu dengan lebih baik. Waspadai kesempatan
untuk memberikan bantuan kepada bwahan dengan menggunakan pengetahuan, pengaruh
atau kontak-kontak anda. Bawahan mungkin segan meminta tolong jika mereka yakin
bahwa hal ini merupakan tanda kelemahan. Jika kinerja seseorang terpengaruh
oleh masalah pribadi (misalnya, masalah keluarga, masalah keuangan,
penyalahgunaan bahan kimia terlarang), bersiaplah untuk menawarkan bantuan jika
diminta atau jelas dibutuhkan. Contoh-contoh dari hal-hal yang dapat dilakukan
seorang pemimpin meliputi yang berikut: membantu orang itu mengenali dan
menyatakan keprihatinan dan perasaan, membantu orang itu memahami alasan atas
masalah pribadi, memberikan perspektif baru mengenai masalah itu, membantu orang itu mengidentifikasikan
alternatif, menawarkan saran mengenaibagaimana menghadapi masalah itu, dan
rujuklah orang itu kepada para profesional yang dapat memberikan bantuan.
· Mencapai kesepakatan atas
langkah-langkah tindakan yang spesifik.
Sangatlah penting untuk mengidentifikasi
langkah-langkah tindakan nyata yang akan di ambil oleh bawahan. Jika Anda
mendiskusikan kemungkinan perbaikan tetapi mengakhiri diskusi tanpa kesepakatan
atas langkah tindakan yang spesifik, orang itu bisa berlalu dari pertemuan
tersebut tanpa pemahan yang jelas tetang apa yang diharapkan untuk dilakukan
olehnya. Hal serupa, tidaklah cukup untuk memberitahu bwahan agar berusaha
lebih baik. Kecuali orang itu membuat sebuah janji yang tegas untuk menjalankan
langkah tindakan spesifik, ia akan cepat melupakan diskusi tersebut. Sebagai
bagian dari kesepakatan tegas, Anda harus menyatakan dengan jelas adanya
langkah-langkah tindakan yang akan di abil untuk membantu bawahan itu
meningkatkan kinerjanya.
·
Meringankan diskusi dan mengesahkan kesepakatan.
Setelah tercapai kesepakatan, ringkaskanlah sari
dari diskusi tersebut. Tujuan sebuah ringkasan adalah untuk memeriksa kesepakatan
dan pemahaman bersama. Saat anda mengakhiri pertemuan itu, ulangilah kesediaan
anda untuk memberikan bantuan dan tunjukan bahwa anda bersedia mendiskusikan
adanya masalh atau komplikasi tambahn yang muncul. Anda juga mungkin ingin
menerapkan tanggal dan waktu sementara untuk pertemuan tindak lanjut untuk
meninjau kemajuannya.
2.5 Atribusi Pengikut Dan Teori Implisit
Bagaimana para pengikut memandang seorang pemimpin, mempunyai implikasi
penting bagi organisasi. Para pemimpin yang dipandang kompeten akan mungkin
mempertahankan posisi mereka atau maju ke posisi yang lebih tinggi, sedangkan
para pemimpin yang dipandang tidak kompeten akan mungkin digantikan. Para
pemimpin yang dinilai kompeten akan mendapatkan kekuasaan lebih banyak dan
memiliki lebih banyak keleluasaan untuk membuat perubahan. Para pengikut
menggunakan informasi tentang tindakan pemimpin, perubahan dalam kinerja tim
Ø
Determinan dari Atribusi Pengikut
Beberapa factor yang saling terkait menentukan
bagaimana para pengikut menilai efektivitas pemimpin (Awamleh & gerdner,
1999; Choi & Mai-Dalton, 1999; Lord & Maher, 1991; Meindl et al 1985).
Sebuah factor adalah batasan di mana terdapat indicator yang jelas dan tepat
waktu atas kinerja tim atau organisasi pemimpin itu. Seorang pemimpin biasanya
dinilai lebih kompeten jika unitnya berhasil dibandingkan jika unitnya tidak
berhasil.
Para pengikut
juga mempertimbangkan tindakan pemimpin tersebut. Seorang pemimpin yang
telah melakukan sesuatu yang dapat menjelaskan perubahan dalam kinerja akan
diberikan lebih banyak tanggung jawab atas hal tersebut. Para pemimpin yang
mengambil tindakan langsung yang amat terlihat akan lebih mempengaruhi atribusi
daripada tindakan tidak langsung yang tidak terlihat.
Para pengikut juga menggunakan informasi tentang
situasi untuk mencapai kesimpulan tentang tanggung jawab atas keberhasilan atau
kegagalan.kinerja yang meningkat tidak akan terlalu dikaitkan dengan pemimpin
saat kondisi eksternalnya mendukung (misalnya, perokonomian yang membaik dan
penjualan meningkat bagi semua perusahaan dalam industri itu). Hal serupa,
Kinerja yang menurun tidak terlalu dipersalahkan kepada pemimpin saat kondisi
eksternal tidak mendukung (misalnya, sebuah pesaing baru memasuki pasar).
Para pengikut sering menilai pemimpin, selain
kompetensinya.para pengikut menilai apakah pemimpin itu lebih memperhatikan
manfaat atau kemajuan karier pribadi daripada atas kesejahteraan mereka dan
misi dari tim. Kredibilitas meningkat saat pemimpin membuat pengorbanan diri
untuk mendapatkan dukungan untuk perubahan dan tidak diuntungkan secara
material darinya (yorges, Weiss & Strickland,1999).
Atribusi juga lebih mungkin mengandung bias saat
hanya tersedia sedikit informasi sedikit informasi untuk menilai kompetensi
seorang pemimpin. Lebih sulit untuk menilai kompetensi pemimpin saat tidak ada
indicator yang dapat diandalkan dari kinerja organisasi, terdapat sedikit
kesempatan untuk mengamati tindakan pemimpin, dan terdapat penundaan yang lama
sebelum tindakan pemimpin, dan terdapat penundaan yang lama sebelum tindakan
pemimpin mempengaruhi kinerja.
Ø Teori
Kepemimpinan Implisit
Teori kepemimpinan implicit merupakan keyakinan dan
asumsi tentang karakteristik dari pemimpin yang efektif . teori implicit
biasanya melibatkan stereotype dan prototype tentang ciri, ketrampilan atau
perilaku yang relevan.
Teori implicit dikembangkan dan dimurnikan seiring
waktu sebagai hasildari pengalaman actual dengan para pemimpin, keterpaparan
terhadap literature tentang pemimpin yang efektif, dan pengaruh social budaya
lainnya. Teori implicit terpengaruh oleh nilai individual dan cirri
kepribadian, dan juga oleh nilai budaya
dan keyakinan mengenai pemimpin.
Teori implicit penting karena mempengaruhi harapan
orang terhadap pemimpin dan evaluasi mereka atas tindakan pemimpin. Teori
implicit tentang kepemimpinan yang efektif
menentukan relevansi yang didasarkan dari berbagai jenis perilaku
pemimpin. Para pemimpin yang melakukan hal-hal yang relevan untuk situasi itu,
tetapi tidak konsisten dengan harapan pengikut, dapat dievaluasi secara kurang
mendukung daripada pemimpin yang sesuai dengan harapan perannya.
Teori kepemimpinan implicit juga dapat menjadi sumber pemberian
peringkat yang bias atas kuesioner perilaku kepemimpinan. Teori implicit
seorang responden dapat berinteraksi dengan factor lainnya (misalnya, kompetisi
pemimpin yang dirasakan, kepuasan dengan pemimpin) untuk sama-sama mempengaruhi
peringkat perilaku pemimpin.
2.6 Kontribusi Pengikut Kepada Kepemimpinan Yang
Efektif
Kecenderungan untuk menghubungkan pujian untuk peristiwa keberhasilan
dengan para pemimpin cenderung mengaburkan kontribusi yang penting dari para
pengikut.
Para pengikut yang kompeten dan bermotivasi diprlukan untuk kinerja
pekerjaan yang berhasil yang dijalankan oleh unit pemimpin tersebut. Para
pengikut juga berkontribusi terhadap
efektivitas kelompok itu dengan cara lain, seperti dengan mempertahankan
hubungan kerja yang komperatif, menyatakan perbedaan pendapat yang membangun,
berbagai fungsi kepemimpinan, dan mendukung pengembangan kepemimpinan. Bagian
ini menguji konsepsi alternative dari peran pengikut dan menjelaskan bagaimana
para pengikut dapat berkontribusi secara aktif kepada efektifitas pemimpin
mereka.
v Pengikut
yang Berani
Chaleff(1995) menyatakan bahwa banyak orang
mendefinisikan peran pengikut dalam konteks kecocokan, kelemahan, dan sikap
pasif. Konsepsi negative ini sangat di pengaruhi oleh pengalaman masa kecil di
rumah dan sekolah, dimana orang lain bertanggung jawab untuk perilaku kita
tetapi kita tidak bertanggung jawab atas perilaku mereka.
Alasan mengapa pengikut yang demikian lebih efektif muncul dari fakta
bahwa semua pemimpin memiliki kelemahan dan juga kekuatan. Para pengikut dapat
mempengaruhi apakah kekuatan itu sepenuhnya digunakan dan kelemahan itu
diatasi. Sebagian kualitas yang berkontribusi
kepada efektivitas kepemimpinan ( misalnya keyakinan diri, pendirian
kuat, semangat untuk berubah)juga membuat seorang pemimpin menghindari
kelebiahan ambisi, menggambil risiko dan kebijakan. Kehidupan anda sendiri, dan
mempertahankan kebenaran untuk nilai-nilai dan pendirian anda sendiri
v Aplikasi
: pedoman bagi para pengikut
o
Ketahuilah apa yang diharapkan untuk anda lakukan.
o Mengambil
inisiatif untuk mengatasi masalah.
o Selalu
memberikan informasi kepada atasan anda mengenai keputusan anda.
o
Verifikasikan akurasi dari informasi yang anda berikan umpan balik yang
jujur kepada anda.
o Doronglah
alasan anda untuk memberikan umpan balik yang jujur kepada anda.
o Dukunglah
upaya pemimpin untuk membuat perubahan yang diperlukan.
o
Perlihatkanlah apresiasi dan berikan pengakuan di saat tepat.
o
Tantanglah rencana dan proposal yang memiliki cacat yang dibuat oleh
pemimpin
o Tolahkan
pengaruh yang tidak tetap yang diberikan oleh atasan.
o Berikan
pelatihan keatas dan konseling di saat tepat.
·
Ketahuilah apa yang anda harapkan untuk anda lakukan
Amatlah sulit untuk dipandang sebagai orang yang
kompeten dan dapat di andalkan jika anda memiliki abiguitas peran dan tidak
yakin tetang apa yang di harapkan untuk anda lakukan. Anda mungkin bekerja
sangat keras, tetapi melukan hal-hal yang salah atau melakukan hal-hal dengan
cara yang salah.
· Mengambil insiatif untuk
menghadapi masalah
Para pengikut yang efektif mengambil insiatif untuk
menghadapi masalah yang serius yang mencegah sasaran tugas .permasalahan ini
mengambil banyak bentuk ,seperti peraturan yang mencegah tercapainya sasaran
tugas,proses yang tidak mencapai hasil yang di inginkan,tradisi yang
usang,konflik antara individual yang pekerjaanya saling terkait dan kinerja
yang tdak memuaskan oleh seseorang di mana anda tidak memiliki otoritas di
atasnya
·
Selalu berikan informasi kepada atasan anda mengenai keputusan anda.
Para pengikut yang lebih banyak insiatif menghadapi masalah juga
tanggung jawab untuk selalu memberikan informasi kepada atasan tentang tindakan
dan keputusan mereka.sangat memalukan bagi seseorang pemimpin bila mendengar
dari orang lain bahwa perubahan telah di lakukan.Pemimpin dapat terlihat tidak
kompenten bagi orang lain ,dan kurang pengetahuan tentang perubahan yang
terjadi juga pengaruh yang merugikan atas tindakan dan keputusan itu sendiri.
·
Verifikasikan akurasi dari informasi yang anda berikan pada atasan.
Peran pinting dari pengikut adalah menyampaikan informasi kepada atasan
.pengendalian atas informasi yang di berikan dan bagaimana menggambarkanya akan
memberikanya kekuasan kepada pengikut untuk memberikan informasi yang akurat
dan tempat waktu yang di butuhkan oleh pemimpin dalam membuat keputusan yang
baik.Tanggung jawabnya meliputi menyampaikan kabar buruk dan juga kabar
baik.Amatlah penting memverikasikan
akurasi informasi yang anda percaya untuk di berikan kepada atasan.
·
Doronglah atasan anda untuk memberikan umpan balik yang jujur kepada
anda.
Satu cara untuk meningkatkan rasa saling mempercayai dengan pimpinan
adalah mendorong umpan balik yang jujur tentang evaluasinya atas kimerja anda.pemimpin
mungkin merasa tidak nyaman bertanya –tanya untuk mendapatkan lebih banyak
informasi.sebagai contoh mintaklah pemimpim untuk mengidentifikasikan aspek
terkuat dan terlemah dari pekerjaan anda.Tanyakanlah apa yang anda dapat
lakukan agar menjadi lebih efektif.Setelah respon awal ,tanyakanlah jika
pemimpin itu memiliki keperhatinan tentang aspek lainya dari kinerja anda.
·
Dukunglah upaya pemimpin untuk membuat perubahan yang di perlukan.
Berlawanan dengan mitos tentang para pemimpin yang
heroik,banyak perubahan besar membutuhkan upaya kerja sama dari banyak orang
dalam organisasi.Para pemimpin membutuhkan banyak dorongan dan dukungandari
para pengikut yang setia untuk mengatasi perlawanan terhadap perubahan dalam
organisasi.Temukanlah kesempatan untuk memperlihatkan dukungan dan dorongan
oleh seseorang pemimpin yang merasa frustasi karna kesulitan yang di temui saat
berusaha menerapkan perubahan yang di perlukan.Tawarkanlah untuk memberikan
bantuan kepada seseorang pemimpin yang sementara itu merasa kewalahan dengan
pekerjaan baru atau terlalu sibuk dengan krisis penting untuk menangani
pekerjaan lain yang harus di kerjakan.
·
Perlihatkanlah apresiasi dan berikan di saat tepat
Para pemimpin dapat merasa tidak dihargai dan di abaikan. Sangatlah
tetap bila memperlihatkan apresiasi saat seseorang pemimpin membuat upaya
khususnya untuk membantu anda dengan masalah, mewakili kepentingan anda, atau
mempromosikan karier anda dalam organisasi. Juga membantu bila memberikan
pujian saat pemimpin menjalankan aktivitas yang sulit dengan berhasil (
misalnya, menegosiasikan sebuah kontrak yang menguntungkan dengan seorang
klien, berhasil melakukan lobi anngaran yang lebih besar, menemukan solusi bagi
masalah yang sulit, membujuk para atasan untuk memberikan, otoritas atas sebuah
perubahan yang diusulkan.
·
Tantanglah rencana dan proposal yang memiliki kelemahan yang di buat
oleh pemimpin.
Salah satu kontribusi yang amat berharga dapat dilakukan oleh seorang
pengikut adalah dengan memberikan umpan balik yang akurat tentang rencana dan
proposal milik pemimpin. Untuk meminimalkan sifat definsif, mulailah dengan
komentar yang memperlihatkan rasa hormat dan sebuah keinginan untuk membantu
dalam mencapai sasaran bersama. Sebagai contoh:
Anda tahu bahwa saya menghargai apa yang anda
upayakan agar berhasil. Dan saya harap anda anda merasa keberatan jika saya
mengungkapkan beberapa pengertian yang jujur tentang proposal ini.
Jika terdapat kesalahan, jelaskan hal itu dalam
konteks yang spesifik dan tidak secara
umum dan tidak jelas, dan hindarilah membuat kritik tersebut menjadi pribadi
sifatnya. Jika anda tidak mampu mengenali kelemahan spesifik dalam usulan
perubahan itu, sarankanlah untuk mendapatkan reaksi dari orang lain yang
percaya sebelum melanjutkan pelaksanaanya. Berikut ini adalah sebuah contoh :
Perubahan ini mungkin mengebabkan beberapa masalah
serius bagi kelompok operasi. Apakah tidak lebih baik jika kita berkunsultasi
dengan mereka terlebih dahulu sebelum melanjutkannya ? mereka mungkin memiliki
beberapa ide bagus mengenai bagaimana menghindari masalah yang tidak terlihat
jelas oleh kita.
·
Tolaklah apa yang tidak tetap diberikan oleh atasan
Diluat keuntungan kekuasaan jelas yang dimiliki
atasan terhadap bawahan, tidaknya mematuhi upaya pengaruh yang tidak tepat atau
dieksploitasi oleh pemimpin yang kejam. Para pengikut seringkali memiliki
kontra-kekuasaan daripada yang mereka sadari, dan terdapat bebarapa hal yang
dapat dilakukan seseorang untuk menghalangi seseorang pemimpin yang biasa
mengeksploitasi orang yang tidak tegas. Sangatlah penting untuk menantang
kekejaman itu sebelum terjadi kebiasaan, dan tantanglah itu haruslah kuat tapi
komplomatis. Tunjukanlah penggunaan taktik pengaruh yang tidak dapat atau
manipulatif ( misalnya, saya tidak merespon baik terhadap ancaman “ atau “
penawaran ini dapat disalahartikan oleh beberapa orang sebagai sebuah suap” )
pertahankanlah hal anda “(tidaklah benar meminta saya untuk membatalkan rencana
liburan saya di saat terakhir untuk melakukan pekerjaan ini saat ada orang lain
disekitar sini yang memiliki waktu dan ketrampilan untuk melakukannya”).
·
Berikan pelatihan ke atas dan
konseling di saat tepat.
Pelatihan biasanya di pandang sebagai prilaku
seseorang pemimpin,tetapi bawahan juga memiliki kesempakatan untuk melatih
atasan ,khususnya atasan yang baru dan tidak berpengalaman.Pelatihan keatas lebih
muda di lakukan saat seseorang pengikut telah mengembangkan hubungan pertukaran
yang dalam dan mempercayai dengan pemimpin .Waspadalah akan kesempatan untuk
memberikan saran yang membanyunmengenai masalah teknis(pemimpin mungkin segan
meminta bantuan).
Konseling keatas memang canggung,tetapi ada
masa-masa di mana hal ini tepat dan bahkan di hargai oleh atasan .Satu bentuk
konseling adalah dengan membantu pemimpin memahami tindakan yang tidak tepat
itu memiliki pengaruh yang berbeda dengan yang di maksudkan oleh pemimpin
itu(saya yakin anda tidak bermaksud menyatakan Sue tidak dapat di andalkan saat
anda mengatakan tetapi begitulah yang di tangkapnya).Bentuk lain dari konseling
adalah menjadi seseorang pendengar yang baik saat pemimpinmembutuhkan seseorang
yang di percayai untuk membahasan kehawatiran dan hal –hal penting.Temukanlah
kesempatan untuk menyakan hal-hal yang harus di pertimbangkanpemimpin dalam
mengenai sebuah masalah yang sulit.
2.7 Manajemen
Diri.
Manajemen diri merupakan sekumpulan setrategi yang
di gunakan seseorang untuk mempengaruhi dan meningkatkan prilakunya sendri (
MANS dan SIMS,1980, SIMS dan LORENSI,1992). Manajemen diri yang terkadang di
sebut;kepimpinan diri ;atau pengendalian diri terutama didasarkan pada teori
pembelajaran sosial.Manajemen diri lebih tepat di golongkan sebuah teori
motifasi dari pada teori kepemimpinan,tetapi dapat di pandang sebagai pengganti
sebagai bagi kepemimpinan.
v Strategi
manajemen diri.
Manajemen diri meliputi setrategi prilaku dan
setrategi kognitif (Sims dan Lorenzi ,1992).Tetapkanlah sasaran yang realitas
untuk menyelesaikan tugas atau perubahan prilaku,termasuk sub sasaran yang
dapat segera di capai (misalnya, sasaran untuk menuliskan halaman pertama
sebuah laporan inginkan ) memperhatikan
setiap kali anda mengatakan sesuatu yang menyebalkan orang lain;mencoba cara
–cara berbeda dalam menyampaikan ide –ide melihat satu orang mana yang
memberikan respon terhadap yang paling menguntungkan). pujilah diri anda
sendiri karna melakukan sesuatu dengan benar dan berikan penghargaan bagi anda
sendiri stelah anda menyelesaikan sebuah tugas yang sulit mencapai sasaran atau
sub sasaran ,misalya pergi ke sebuah bioskop membeli sesuatu yang anda
inginkan.
v Strategi
prilaku:
·
Penghargaan diri
·
Hukuman diri
·
Pengawasan diri
·
Penetapan sasaran sendiri
·
Latihan sendiri
·
Modifikasi isyarat
v Strategi
Kognitif
·
Menyemangati diri secara positif
·
Latihan mental
Srategi manajemen yang kognitif memmbantu anda
membangun kepercayaan diri dan optimisme utuk melakukan tugas sulit. Sebuah
srategi kognitif yang membantu adalah self-talk ( menyemangati diri) yang
positif berarti menekankan pemikiran positif dan optimitis dan menghindari
pemikiran negatif yang pesemistis (MAMZ 1992)
contohnya adalah menerjemahkan situasuasi yang sulit sebagai suatu
kesepakan bukannya sebuah masalah. Kepercayan diri di terminasi yang harus
ditingkatkan akan lebih mungkin ditemukan dengan berkonsentrasi atas apa yang
dapat di lakukan untuk membuat hal-hal menjadi lebih baik bukannya berkutat
pada kesulitan apa yang salah.
Untuk meningkatkan self-talk yang positifm perlu melakukan lebih banyak dari pada hanya
mencari titik terang. Sangatlah penting untuk mengenali dan menekankan pola
pemikiran Yng destruktif, seperti mrmandang keberhasilan dan kegagalan sebagaia
kondisi ekstrem tanpa ada keadaan diantaranya ;
membesar-besarkan pentingnya sebuah kesalahan atau
kemunduran membuat streope diri sendiri secara negatif, mengembalikan umpan
balik sebagai tidak relefan (“ia mengatakan hal itu supaya terlihan baik”) dan
mengasumsikan tuduan atau sesuatu atau bukan tanggung jawab anda.
Strategi kognitif manajemen diri adalah pencintraan
(mentan imugery) yang dapat digunakan sebagai latihan perilaku untuk
mempraktikan melakukan tugas yang sulit. Pertam-tama anda membanyangkan diri
anda melakukan tugas itu. Kemudian anda membayangkan bagaimana merasakan
kepuasan bila berasin melakukannya.
v Bagaimana
Para Pemimpin Mendorong Manajemen Diri
Seseorang pemimpin dapat melakukan beberapa hal
untuk mendorong adan memudahkan manajemen diri dengan pengikut. Dorongan
sangatlah penting saat para pengikut sangat bergantung pada pemimpin atas
arahan dan secara intrinsik tidak termotifasi oleh pekerjaan. Proses
mengembangkan diri dengan orang lain di sebut kepemimpinan super (Mamz Dan
Sims, 1991;Sims dan Lorenzi, 1992). Nama yang tidak menguntungkan terdengar
seperti sebuah selogan iklan. Menurut para ahli teori ini, peran utama dari pemimpin adalah membantu
bawahan menyembangkan keteramilan manajemen diri. Aktifitas kepemimpinan
meliputi menjelaskan dasar atas manajemen diri, menjelaskan bagaimana
menggunakan strategi manajemen diri yang kognitif dan menurut perilaku,
mendorong upaya untuk mengunakan teknik-teknik ini, dan memberikan cukup
ekonomi dan melayakan manajemen diri.
Perberdayaan dari bawahan yang mengatur sendiri menawarkan sejumlah
potensial, termasuk kotmitmen yang lebih kuat, penyelesaian masalah lokal
dengan lebih cepat, pelayanan pelanggan yang lebih baik, mengurangi biaya
administratif, dan lebih banyak untuk perkembangan kepemimpinan.
Potensi kekurangan dari pemberian kewenangan saat tidak adanya kesepakan
jelas mengenai sasaran dapat ditemukan dalam banyak universitas. Departemem
akademis biasanya menentukan kurikulum di dalam persyaratan yang luas yang
ditentukan oleh niversitas dan setiap profesor hampir memiliki keluasan
sepenuhnya atas apa yang sebenarnya dilakukan dalam mata kuliahnya.
2.8
Mengintegrasikan Peran Pemimpin Dan Pengikut
Banyak anggota dari sebuah organisasi yang memiliki
peran ganda menjadi pemimpin dan pengikut. Sebagai contoh, seseorang manajer
menengah adalah pemimpin dari sebuah unit organisasi, tetapi juga seorang
pengikutdari seorang manajer yang tingkatannya lebih tinggi. Bagaimana
mengintegrasikan kedua peran yang berlawanan ini merupakan pertanyaan menarik
yang mengandung inplikasi penting untuk aktifitas kepemimpinan.
Agar menjadi efektif dalam menjadi peran itu secara
simultan, amatlah penting untuk menemukan cara untuk mengintegrasikannya.
Konflik dan dilema peran yang tidak dapat di hindari membuat integrasi dari
kedua peran itu menjadi sulit. Pengikut pemimpin di harapkan mewakili
kepentingan dari atasan kepada bawahan, dan kepentingan bawahan kepada atasan.
Orang itu di harapkan menerapkan keputusan yang di buat pada tingkat otoritas
yang lebih tingg, tetapi juga menantang keputusna yang lemah. Pemimpin di
harapkan memulai dan memandu perubahan, tetapi yang mereka juga harapkan mendorong
dan mendukung perubahan” dari bawahan ke atas” yang diusulkan oleh para
pengikut. Seseorang pemimpin di haruskan bertangggung jawab untuk segalanya
yang terjadi dalam tim atau unit kerjanya, sekaligus mendorong untuk memberiakn
kewenangan kepada para pengukut para pengikut agar bertindak sendiri dalam
memecahkan masalah. Pemimpin juga di harapkan mengembangkan pengikutnya, yang
dapat melibatkan pembalikan bertahap sebagai besar tanggung jawab kepemimpinan
kepada satu atau dua bawahan yang ditunjuk sebagai kemungkinan penerus.
Bagaimanan menyeimbangkan kepentingan yang saling bersaing ini dan
menyelesaikan konflik peran merupakan sesuatu yang membutuhkan lebih banyak
perhatian dari pada yang telah di terimanya dalam literatur kepemimpinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar