KONSEP DASAR SISTEM
Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur
yang erat hubungannya satu dengan yang
lain, yang berfungsi
bersamasama untuk mencapai tujuan tertentu.Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan
sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang
terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan
terpadu.
Dari defenisi ini dapat dirinci lebih lanjut
pengertian sistem secara umu, yaitu :
Setiap sistem terdiri dari unsurunsur
Unsurunsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem
yang bersangkutan.
Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai
tujuan sistem.
Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang
lebih besar.
KONSEP DASAR INFORMASI
Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai
hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk
yang lebih berguna
dan lebih berarti bagi
penerimanya yang menggambarkan suatu kejadiankejadian
yang nyata yang
digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan
data yang telah diklasifikasikan atau
diolah atau diinterpretasi untuk digunakan
dalam proses pengabilan keputusan.
KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI
Sistem informasi adalah suatu
sistem dalam suatu organisasi
yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat
manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat
menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam
suatu organisasi dapat dikatakan sebagai
suatu sistem yang menyediakan
informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan.
Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah
dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem
informasi atau peralatan sistem lainnya.
KOMPONEN DAN ELEMEN SISTEM INFORMASI
KOMPONEN SISTEM INFORMASI
Sistem informasi terdiri dari komponenkomponen
yang disebut blok bangunan (building blok), yang terdiri dari
komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi,
komponen hardware, komponen software, komponen basis data, dan komponen
kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain
membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.
Komponen input
Input mewakili data
yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan
media untuk menangkap
data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa
dokumendokumen dasar.
Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur,
logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang
tersimpan di basis data dengan
cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran
yang diinginkan.
Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang
merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua
pemakai sistem.
Komponen teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan
untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,
menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem
secara keseluruhan.
Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi. Yang
berfungsi sebagai tempat untuk
menampung database atau lebih
mudah dikatakan sebagai sumber
data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.
Komponen software
Software
berfungsi sebagai tempat untuk
mengolah,menghitung dan
memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.
Komponen basis data
Basis data (database) merupakan
kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang
lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat
lunak untuk memanipulasinya. Data
perlu disimpan dalam basis data untuk
keperluan penyediaan informasi lebih
lanjut. Data di dalam basis
data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya
informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga
berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis
data diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket
yang disebut DBMS (Database Management System).
Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi,
seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangankecurangan,
kegagalankegagalan sistem itu sendiri,
ketidak efisienan, abotase dan lain
sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk
meyakinkan bahwa halhal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila
terlanjur terjadi kesalahankesalahan dapat langsung cepat diatasi.
Gambar Interaksi Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari elemenelemen
yang terdiri dari orang, prosedur,
perangkat keras, perangkat lunak, basis data, jaringan komputer dan komunikasi
data. Semua elemen ini merupakan komponen fisik.
Orang
Orang atau personil yang
di maksudkan yaitu operator
komputer, analis sistem,
programmer, personil data entry, dan manajer sistem
informasi/EDP
Prosedur
Prosedur merupakan
elemen fisik. Hal ini di sebabkan
karena prosedur disediakan
dalam bentuk fisik seperti
buku panduan dan instruksi. Ada 3
jenis prosedur yang dibutuhkan,
yaitu instruksi untuk pemakai, instruksi untuk penyiapan masukan, instruksi
pengoperasian untuk karyawan pusat komputer.
Perangkat keras
Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat pengolah, unit masukan/keluaran),
peralatan penyiapan data, dan terminal masukan/keluaran.
Perangkat lunak
Perangkat lunak dapat dibagi dalam 3 jenis utama :
Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem
pengoperasian dan sistem manajemen data yang memungkinkan pengoperasian sistem
komputer.
Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model
analisis dan keputusan.
Aplikasi pernagkat lunak yang
terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk setiap aplikasi.
Basis data
File
yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya media
penyimpanan secara Fisik seperti diskette, hard disk, magnetic tape, dan
sebagainya. File juga meliputi keluaran tercetak dan catatan lain diatas
kertas, mikro film, an lain sebagainya.
Jaringan komputer
Jaringan komputer
adalah sebuah kumpulan komputer, printer
dan peralatan lainnya yang
terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabelkabel
atau tanpa kabel sehingga memungkinkan Pengguna jaringan komputer dapat saling
bertukar dokumen dan data
Elemen Sistem Informasi
Komunikasi
data
Komunikasi data
adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara
khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan
data dan informasi diantara
komputer komputer dan pirantipiranti
yang lain dalam bentuk digital yang
dikirimkan melalui media komunikasi data. Data berarti informasi yang
disajikan oleh isyarat digital. Komunikasi data
merupakan bagian vital dari suatu
sistem informasi karena sistem
ini menyediakan infrastruktur yang
memungkinkan komputerkomputer
dapat berkomunikasi satu sama lain.
Gambar Hubungan Elemen Sistem Informasi
Hubungan Element Informasi
I.
ARSITEKTUR DAN KLASIFIKASI SISTEM INFORMASI
ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI
Sistem informasi dapat di bentuk sesuai kebutuhan
organisasi masingmasing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan,
pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi
sesuai keinginan masingmasing
organisasi. Guna dari sistem yang
efektif dan efisien tidak lain untuk mendapatkan keunggulan dalam berkompetisi.
Semua orang dapat menggunakan sistem informasi dalam
organisasi, tetapi faktor efisiensi setiap sistem adalah berbeda. Perlu diketahui, perubahan sistem, baik besar
maupun kecil, selalu akan melalui tingkatan tingkatan sebagai berikut :
Tingkat I
à Ide, mengetahui perlu adanya
perubahan.
Tingkat II
à Design, merancang cara pemecahannya.
Tingkat III
à Pelaksanaan, menerapkan design ke dalam sistem.
Tingkat IV
à Kontrol, memeriksa tingkat pelaksanaan dijalankan sesuai dengan
design
Tingkat V
à Evaluasi, memeriksa apakah perubahan yang terjadi sesuai
dengan tujuan semula.
Tingkat VI
à Tindak lanjut, melaksanakn perubahan sesuai dengan hasil
evaluasi yang ada.
Adapun tingkatan yang menjadi kunci yang digunakan
untuk memecahkan bagian masalah baik itu secara menyeluruh maupun per bagian,
yaitu :
KLASIFIKASI SISTEM INFORMASI
Sistem informasi merupakan suatu bentuk
integrasi antara satu komponen
dengan komponen lain karena
sistem memiliki sasaran yang
berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem
tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat di klasifikasikan dari beberapa sudut
pandang, diantaranya :
Sistem abstrak atau sistem fisik
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran
atau ideide yang tidak tampak secara fisik,misalnya sistem teologia, yaitu
sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan
Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem secara fisik, misalnya sistem komputer.
Sistem alamiah dan sistem buatan manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui
proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi.
Sistem buatan manusia merupakan sistem yang
melibatkan interaksi manusia dengan mesin, yang disebut human machine system.
Sistem informasi berbasis internet merupakan contoh human machine system karena
menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
Sistem deterministik dan sistem probabilistik
Sistem deterministik adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku
yang dapat diprediksi. Sistem probabilistik dalah sistem yang kondisi
masa depannya tidak dapat diprediksi karena
mengandung unsur probabilistik.
Sistem terbuka dan sistem tertutup
Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan di
pengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan
keluaran untuk subsistem lainnya. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak
terhubung dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja
secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar.
SIM dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari
interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan
mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.
Sistem-sistem informasi dimasudkan untuk memberikan
informasi kepada semua tingkatan manajemen yaitu ;
Manajemen tingkat atas (top level management),
kegiatan manajemen yang dilakukan adalah perencanaan strategi.
Manajemen tingkat menengah (middle level
management), kegiatan manajemen yang dilakukan adalah pengendalian.
Manajemen tingkat bawah (low level management) atau
disebut juga operating management, kegiatan yang dilakukan adalah pengendalian
operasi.
JENIS JENIS SISTEM INFORMASI
Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang
berbeda-beda tergantung pada kebutuhan bisnis
A. Transaction Processing System (TPS) berfungsi
pada level organisasi;
B. Office Automation System (OAS)
C. Knowledge Work System (KWS) yang bekerja pada
level knowledge.
Sistem-sistem pada level yang lebih tinggi meliputi
Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Decision Support System (DSS).
Sistem ahli menerapkan keahlian pembatasan keputusan
untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan khusus dan terstruktur. Pada
level manajemen strategis kita menemukan Executive Support System (ESS), Group
Decision Support System (GDSS), dan yang lebih umum dijelaskan sebagai Computer
Supported Collaboration Work Systems (CSCWS) yang membantu para pembuat
keputusan untuk beranekaragaman organisasi tak terstruktur atau semi
terstruktur.
Transaction Processing System (TPS)
adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang
dikembangkan untuk memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi
bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. Transaction Processing
System merupakan sistem tanpa batas yang memungkinkan organisasi berinteraksi
dengan lilngkungan eksternal.
Office Automation System (OAS)
Office Automation System (OAS) mendukung pekerja
data, yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya
menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau untu
memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum membaginya atau menyebarkannya
secara keseluruhan, dengan organisasi dan, kadang-kadang, diluar itu.
Aspek-aspek OAS yang sudah kita kenal seperti word proessing, spreadsheets,
destop, publishing, electronic scheduling dan komunikasi melalui voice mail,
email, dan videoconfrencing.
Knowledge Work System (KWS)
Knowledge Work System (KWS) mendukung para pekerja
profesional seperti ilmuwan, insinyur, dan doktor dengan membantu mereka
menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke
organisasi atau masyarakat
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen (SIM) tidak menggantikan
Transaction Processing Systems; melainkan semua SIM mencakup pengolahan
transaksi. SIM adalah sistem informasi yang sudah terkomputerisasi yang bekerja
karena adanya interaksi antara manusia dan komputer. Dengan bantuan manusia,
perangkat lunak (program komputer) dan perangkat keras (komputer, printer, dan
lain-lain) agar berfungsi dengan baik, SIM mendukung spektrum tugas-tugas
organisasional yang lebih luas dari Transaction Processing Systems, termasuk analisis
keputusan dan pembuatan keputusan.
Decision Support System (DSS)
Kelas sistem informasi terkomputerisasi pada level
yang lebih tinggi adalah Decision Support System (DSS). DSS hampir sama dengan
SIM tradisional kerena keduanya sama-sama tergantung pada basis data sebagai
sumber data. DSS berangkat dari SIM tradisional kerena menekankan pada fungsi
mendukung pembuatan keputusan di seluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan
aktual masih wewenang eklusif pembuat keputusan. DSS lebih sesuai untuk orang-orang
atau kelompok yang menggunakannya daripada SIM tradisional.
Group Decision Support System (GDSS) dan Computer
Supported Collaboration Work Systems (CSCWS) Group Decision Support System
(GDSS), yang digunakan di ruang khusus yang dilengkapi dengan sejumlah
konfigurasi yang berbeda-beda, memungkinkan anggota kelompok berinteraksi
dengan pendukung elektronik-seringnya dalam bentuk perangkat lunak khusus-dan
suatu fasilitator kelompok khusus. GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok
bersama-samamenyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendapat,
kuesioner, konsultasi, dan skenario. Perangkat lunak GDSS dirancang untuk
meminimalkan perilaku kelompok negatif tertentu seperti kurangnya partisipasi
berkaitan dengan kekhawatiran atau tindakan balasan untuk menyatakan bahwa
sudut pandang tidak dikenal, domonasi oleh anggota kelompok vokal, dan
pembuatan keputusan ‘group think’. Kadang-kadang GDSS dibahas menurut istilah
yang lebih umum Computer Supported Collaborative Work (CSCW), yang mencakup pendukung
perangkat lunak yang disebut ‘groupware’ untuk kolaborasi tim melalui komputer
yang terhubung dengan jaringan.
Executive Support System (ESS) Executive Support
System (ESS) membantu para eksekutif mengatur interaksi mereka dengan
lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi
di tempat-tempat yang bisa di akses seperti kantor. Meskipun ESS tergantung
pada informasi yang dihasilkan oleh TPS dan SIM, ESS membantu pengguna
mengatasi problem keputusan yang tidak terstruktur, yang bukan aplikasi khusus,
dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk memikirkan problem -problem
strategis. ESS memperluas dan mendukung kemampuan eksekutif, memungkinkan
mereka membuat lingkungan tampak masuk akal.
Masalah Prosedur Keamanan Sistem Informasi
Keamanan sistem informasi memerlukan sumber
organisasi dan manajemen seperti : bermacam teknologi. Menyusun kerangka yang
baik untuk keamanan dan kontrol meminta keahlian dalam mengimbangi risiko,
reward, dan kapabilitas operasional perusahaan. Sistem informasi merupakan
aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi:
operasi, instalasi, dan
perawatan komputer, perangkat
lunak, dan data. Sistem
Informasi Manajemen adalah
kunci dari bidang
yang menekankan finansial dan
personal manajemen. Sistem
Informasi Penjualan adalah
suatu sistem informasi yang
mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan,
menganalisa, menyebarkan dan
memperoleh informasi guna mendukung pengambilan
keputusan mengenai penjualan.
Secara teknis sistem informasi dapat
didefinisikan sebagai sekumpulan
komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan,
memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan
keputusan dan pengawasan
dalam suatu organisasi. Sistem
Informasi dapat dibedakan menjadi 2, sistem informasi manual dan sistem informasi
berbasis komputer (CBIS).
CBIS atau selanjutnya
disebut sistem informasi
(SI) adalah jenis sistem informasi yang
menggunakan computer.
Peranan Sistem Informasi
(Alter, 1992)
Berpartisipasi dalam pelaksanaan tugas-tugas
Otomasi
Mengaitkan
perencanaan, pengerjaan, dan
pengendali dalam sebuah subsistem
Mengkoordinasikan subsistem-subsistem
Mengintegrasikan subsistem-subsistem.
Sebuah program aplikasi yang baik tidak hanya
menterjemahkan proses manual ke dalam system dalam bentuk medianya tetapi
meliputi proses yang terdapat didalamnya dengan memberikan kemudahan bagi
penggunanya dan tentu saja memberikan nilai tambah bagi perkembangan suatu
organisasi. Perubahan proses akan mengubah SOP (Standard Operasional Procedure)
yang sudah ada, dan tentu saja akan melibatkan orang-orang yang ada didalamnya.
Sistem informasi merupakan aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu
organisasi, seperti operasi, instalasi, perawatan komputer, software, dan data.
Secara teknis sistem informasi dapat
didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan mengumpulkan,
memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengawasan
dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.
Tantangan dalam implementasi pengembangan system
informasi adalah orang-orang yang terlibat dalam pengembangan system informasi
yaitu departemen operasional sebagai end-user dan IT sebagai pengembang dan
tentu saja sebagai support dan manajemen sebagai leader yang membuat definisi
goal yang akan dicapai. Jika system yang akan di-implementasikan adalah system
informasi yang terintegrasi maka tantangannya akan sangat besar karena meliputi
keseluruhan organisasi yang bisa saja melibatkan pihak eksternal.
Masalah yang dihadapi dalam implementasi tersebut
biasanya adalah sebagai berikut :
Pengguna tidak mengetahui kemampuan teknologi yang
dapat digunakan untuk membantu proses bisnis yang dikerjakannya setiap hari,
dan pada tahap analisa developer juga tidak mengetahui benar-benar proses
bisnis yang berlangsung atau juga karena standard dari developer yang kurang
dalam membuat program sehingga program yang dihasilkan adalah program yang baik
dari kacamata developer bukan dari kedua belah pihak. Karena ketidak tahuan
pengguna maka masalah ini bisa diabaikan dimana pengguna juga tidak keberatan
dengan program yang diberikan untuk digunakan.
Kedua belah pihak
tidak memahami asumsi dan ketergantungan yang ada dalam system dan bisnis
proses, sehingga pada tahap implementasi jika ada bagian dari proses bisnis
yang belum di cover oleh system dan kemudian dibuatkan fungsi baru yang
ternyata menimbulkan masalah, dan penyelesaian masalah menimbulkan masalah baru
seperti melakukan tambal sulam yang berakibat pada benang kusut akan membuat
suatu aplikasi yang tidak dapat di andalkan. Dan aplikasi hanya dibuat sebagai
program untuk melakukan entry data.
Dalam implementasi system terintegrasi, dimana
pengguna tidak dapat menjadikan implementasi sebagai prioritas pertama, dimana
pengguna yang sudah disibukkan dengan kegiatan operasional akan berpura-pura
menyetujui, menjalankan dan mengikutinya tetapi pada kenyataannya semuanya
tidak berjalan sesuai dengan harapan.
Alasan mengapa sistem informasi menjadi tantangan
manajemen adalah karena keamanan sistem informasi memerlukan sumber organisasi
dan manajemen seperti bermacam teknologi. Menyusun kerangka yang baik untuk
keamanan dan kontrol meminta keahlian dalam mengimbangi risiko, reward, dan
kapabilitas operasional perusahaan.
Ada banyak teknologi alternatif untuk membantu
perusahaan mencapai keamanan dan kontrol, namun dalam disiplin organisasi
diminta untuk menggunakan teknologi-teknologi yang tersedia secara efektif.
Yaitu mendesain sistem baik diluar kontrol maupun di bawah kontrol, artinya
kontrol yang efektif tapi tidak mengecilkan otoritas individu dari menggunakan
suatu sistem masih sulit untuk dirancang.
Bentuk-bentuk tantangan manajemen adalah sebagai
berikut :
Tantangan investasi sistem informasi
Pentingnya sistem informasi sebagai investasi yang
memproduksi nilai bagi perusahaan. Ditunjukkan pula bahwa tidak semua
perusahaan menyadari nilai yang kembali (good return) dari investasi sistem
informasi tersebut. Ternyata salah satu tantangan yang paling besar yang
dihadapi manajer masa kini adalah jaminan bahwa perusahaan mereka benar-benar
mendapatkan good return dari biaya yang mereka keluarkan untuk sistem
informasi.
Tantangan stratejik bisnis
– Selain investasi TI yang berat, banyak organisasi
tidak menyadari nilai bisnis yang penting dari sistem mereka, karena mereka
kurang atau gagal untuk menghargai aset komplemen yang diperlukan agar dapat
menggunakan aset teknologi mereka untuk bekerja.
– Kekuatan dari komputer hardware dan software
tumbuh lebih cepat dari kemampuan organisasi untuk mengaplikasikan dan
menggunakan teknologi.
– Untuk mendapatkan keuntungan sepenuhnya dari TI,
menyadarai produktivitas yang asli, dan agar berdaya saing serta efektif, maka
organisasi perlu melakukan desain ulang. Merekan harus membuat perubahan
fundamental dan perilaku pengelolaan (manajer), membangun model bisnis,
menghilangkangkan peraturan krja yang kadaluwarsa, mengeliminasi proses bisnis
dan struktur organisasi yang modelnya tidak efisien.
Tantangan globalisasi
– Pertumbuhan yang cepat dalam perdagangan
internasional dan timbulnya ekonomi global memerlukan sistem informasi yang
mendukung produksi dan menjual produk di berbagai negara yang berbeda.
– Untuk membangun sistem informasi yang
multinasional dan terintegrasi, maka bisnis harus membangun standar global
hardware, software dan komunikasi, menciptakan akuntansi dan struktur laporan
yang antar budaya serta mendesain proses bisnis transnasional.
Tantangan infrastruktur teknologi informasi
– Banyak perusahaan yang dibebani dengan program TI
yang mahal, sistem informasi yang kompleks dan rapuh, serta tindakan mereka
yang merupakan hambatan bagi strategi dan pelaksanaan bisnisnya.
– Untuk membangun infrastruktur TI baru merupakan
tugas berat yang khusus, banyak perusahaan yang berjuang mengintegrasikan pulau
teknologi dan sistem informasi mereka.
Tantangan tanggungjawab dan pengawasan: etika dan
pengawasan.
– Meskipun sistem informasi memberikan keuntungan
dan efisiensi yang besar, mereka juga menciptakan masalah dan tantangan sosial
dan etis baru, seperti ancaman ke individual privacy dan hak kepemilikan
intelektual, masalah kesehatan yang berhubungan dengan komputer, kejahatan
komputer dan eliminasi pekerjaan.
– Tantangan besar dari pengelolaan (manajer) adalah
membuat keputusan terinformasi yang sensitif sampai ke konsekuensi negatif dari
sistem informasi sampai ke yang negatif.
Solusi
Salah satu hal yang harus jelas: keamanan dan
kendali harus menjadi suatu prioritas yang lebih tegas dan investasi akan
sistem informasi lebih ditekankan secara keseluruhan pada proses perencanaan
organisasi. Mengkoordinasi dan merencanakan keamanan perusahaan secara
keseluruhan dalam perencanaan bisnis menunjukkan bahwa keamanan itu sama
pentingnya bagi kesuksesan dari bisnis seperti semua fungsi bisnis yang lain.
Dukungan dan komitmen dari manajemen puncak diperlukan untuk menunjukkan bahwa
keamanan adalah prioritas dari perusahaan dan penting bagi semua aspek dari
bisnis tersebut.
Keamanan dan kendali tidak pernah menjadi prioritas
utama, kecuali jika ada kesadaran akan pentingnya keamanan dari perusahaan.
II.
PENDEKATAN KONTEMPORER TERHADAP SISTEM INFORMASI
Studi sistem informasi merupakan bidang
multidisipliner. Tidak ada satu teori atau pandangan yang mendominasi. Secara
umum bidang informasi dapat dilihat dengan pendekatan teknis dan pendekatan
perilaku. Sistem informasi tetap membutuhkan substansi sosial, organisasi, dan
investasi intelektual untuk bisa berjalan dengan layak walaupun sistem ini
terdiri atas mesin dan teknologi fisik
Diagram
Pendekatan Teknis
Pendekatan teknis terhadap sistem informasi
menekankan model matematika untuk mempelajari sistem informasi , serta
penekanan pada teknologi secara fisik dan kemampuan format dari sistem
tersebut. Disiplin ilmu yang berkontribusi adalah ilmu komputer, metode
kuantitatif, dan riset operasi.
Ilmu komputer berfokus pada pengembangan teori
perhitungan, metode perhitungan dan metode akses dan penyimpanan data yang
efisien. Metode kuantitatif menekankan pada pengembangan model untuk
pengambilan keputusan dan praktiku manajemen. Riset operasi berfokus pada
teknis matematika untuk mengoptimalkan parameter terpilih dari organisasi
seperti transportasi, pengawasan persediaan, dan biaya
transaksi.Menekankan pada model
normatif berbasis matematis
pada ilmu sistem informasi sebagaimana teknologi fisik
dan kapabilitas formal pada sistem.
Pendekatan Perilaku
Bagian penting bidang sistem informasi melibatkan
isu perilaku yang muncul dalam pengembangan
dan pengelolaan jangka panjang dari sistem informasi. Isu seperti
integrasi bisnis strategis, perancangan, implementasi, penggunaan dan manajeman
tidak dapat di jelajahi dengan menggunakan model dari pendekatan teknis.
Disiplin ilmu mengenai perilaku lainnya berkontribusi pada metode dan konsep
penting.
Ahli Sosiologi, mempelajari keterkaitan Individu dan
mempelajari keterkaitan dengan
pola pengambilan keputusan. Ahli
sosiologi mempelajari sistem informasi dengan melihat bagaimana kelompok dan
organisasi mempengaruhi pengembangan sistem informasi dan juga bagaimana sistem
mempengaruhi individu, kelompok dan organisasi. Kemudian Ahli Ekonomi,
mempelajari sistem informasi dengan dan menggunakan informasi keterkaitan dengan proses produksi barrang –
barang digital, dinamika dari pasar digital dan pemahaman bagaimana sistem
informasi baru mengubah pengawasan struktur biaya di dalam perusahaan.
Bagian penting dalam
bidang sistem informasi
adalah isu perilaku
yang muncul dalam pengembangan
dan pemeliharaan jangka
panjang dari sistem informasi. Isu
seperti integrasi strategik
bisnis, desain, implementasi,
utilisasi dan manajemen tidak dapat digali dengan baik dengan pendekatan
teknis.
Pendekatan perilaku sebenarnya sebenarnya tidak
mengabaikan teknologi. Teknologi sistem informasi sering menjadi penyebab bagi
permasalahan atau isu perilaku. Tetapi fokus dari pendekatan ini umumnya bukan
pada solusi teknisnya, sebaliknya pendekatan ini berkonsentrasi pada perubahan
tingkah laku, kebijakan manajemen, organisasi dan perilaku.
3. Pendekatan
lain Sistem Sosioteknik
SIM
menggabungkan tataran teoritis
dari ilmu komputer,
ilmu manajemen & riset
operasi dengan orientasi
praktis melalui pembuatan
sistem dan aplikasi. Juga menekankan pada isu
keperilakuan yang diangkat oleh sosiologi, ekonomi dan psikologi.
Perspektif
sistem sosioteknik membantu
menghindari pendekatan teknologi murni pada
sistem informasi. Penekanannya
adalah pada perlunya
optimasi kinerja sistem secara keseluruhan, baik teknis maupun perilaku.
Hal ini berarti bahwa teknologi harus
diubah dan didesain
agar sejalan dengan
kebutuhan organisasi dan individu.
I.
PERANAN SISTEM INFORMASI DALAM ORGANISASI
Manajemen tidak dapat mengabaikan sistem informasi
karena sistem informasi memainkan peran yang kritikal di dalam organisasi.
Sistem informasi ini sangat mempengaruhi secara langsung bagaimana manajemen
mengambil keputusan, membuat rencana, dan mengelola para pegawainya, serta
meningkatkan sasaran kinerja yang hendak dicapai, yaitu bagaimana menetapkan ukuran
atau bobot setiap tujuan atau kegiatan, menetapkan standar pelayanan minimum,
dan bagaimana menetapkan standar dan prosedur pelayanan baku kepada masyarakat.
Oleh karenanya, tanggung jawab terhadap sistem informasi tidak dapat
didelegasikan begitu saja kepada sembarang pengambil keputusan.
Semakin meningkat saling ketergantungan antara
rencana strategis instansi, peraturan dan prosedur di satu sisi dengan sistem
informasi (software, hardware, database, dan telekomunikasi) di sisi yang
lainnya. Perubahan di satu komponen akan mempengaruhi komponen lainnya.
Hubungan ini menjadi sangat kritikal manakala manajemen ingin membuat rencana
ke depan. Aktivitas apa yang akan dilakukan lima tahun ke depan biasanya juga
sangat tergantung kepada sistem apa yang tersedia untuk dapat melaksanakannya.
Sebagai contoh, peningkatan produktivitas kerja para pegawai sangat tergantung
pada jenis dan kualitas dari sistem informasi organisasi.
Perubahan lain dalam hubungan sistem informasi
dengan organisasi adalah semakin meningkatnya cakupan dan ruang lingkup dari
sistem informasi dan aplikasinya. Pengembangan dan pengelolaan sistem dewasa
ini membutuhkan keterlibatan banyak pihak di dalam organisasi, jika
dibandingkan peran dan keterlibatanya pada periode-periode yang lalu.
Sebagaimana sudah disampaikan dengan meningkatnya kecenderungan organisasi
berteknologi digital, maka sistem informasi di dalam organisasi dapat meliputi
jangkauan yang semakin luas hingga kepada masyarakat, instansi pemerintahan
lainnya, dan bahkan informasi mengenai perkembangan politik terakhir.
Satu alasan mengapa sistem informasi memainkan peran
yang sangat besar dan berpengaruh di dalam organisasi adalah karena semakin
tingginya kemampuan teknologi komputer dan semakin murahnya biaya pemanfaatan
teknologi komputer tersebut. Semakin baiknya kemampuan komputer telah
menghasilkan jaringan komunikasi yang kuat yang dapat digunakan organisasi
untuk melakukan akses informasi dengan cepat dari berbagai penjuru dunia serta
untuk mengendalikan aktivitas yang tidak terbatas pada ruang dan waktu.
Jaringan-jaringan ini telah mentransformasikan ketajaman dan bentuk aktivitas
organisasi, menciptakan fondasi untuk memasuki era digital.
Jaringan yang terluas dan terbesar yang digunakan
adalah internet. Hampir setiap orang di seluruh dunia ini, baik yang bekerja di
dunia sains, pendidikan, pemerintah, maupun kalangan pebisnis menggunakan
jaringan internet untuk bertukar informasi atau melakukan transaksi bisnis
dengan orang atau organisasi lain di seluruh dunia. Internet menciptakan
platform teknologi baru yang universal. Teknologi internet ini mampu
mempertajam cara bagaimana sistem
informasi digunakan dalam bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai manfaat yang dapat diperoleh dengan
penggunaan internet:
Komunikasi dan kolaborasi.
Akses data dan informasi.
Partisipasi dalam diskusi.
Supply informasi.
Hobi atau bersenang-senang (entertainment).
Pertukaran transaksi bisnis.
Pertumbuhan yang pesat di teknologi komputer dan
jaringan, termasuk teknologi internet telah mengubah struktur organisasi yang
memungkinkan secara instan informasi didistribusi di dalam dan di luar
organisasi. Kemampuan ini dapat digunakan untuk mendesain ulang dan mempertajam
organisasi, mentransfer struktur organisasi, ruang lingkup organisasi,
melaporkan dan mengendalikan mekanisme, praktik-praktik kerja, arus kerja,
serta produk dan jasa. Pada akhirnya, proses bisnis yang dilakukan secara
elektronis membawa organisasi lebih dikelola secara digital, yang membawa
dampak pada hal-hal sebagai berikut:
Organisasi semakin ramping.
Organisasi yang gemuk dan birokratis lebih sulit
untuk mengikuti perubahan yang pesat dewasa ini, kurang efisien, dan tidak
dapat kompetitif. Oleh karenanya, banyak model organisasi ini sekarang
dirampingkan, termasuk jumlah pegawainya dan tingkatan hirarkis manajemennya.
Pemisahan pekerjaan dari lokasi.
Teknologi komunikasi telah mengeliminasi jarak
sebagai satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam pekerjaan.
II.
PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DALAM MENUNJANG STRATEGI PERUSAHAAN
Persaingan merupakan kunci penentu keberhasilan
sebuah organisasi bisnis. Strategi persaingan yang diterapkan oleh
bisnis/industri mampu memberikan keunggulan organisasi, dengan memperhatikan
faktor biaya, mutu dan kecepatan proses. Keunggulan kompetitif akan membawa
organisasi pada kemampuan mengendalikan pasar dan meraih keuntungan usaha.
Strategi bisnis menjadi pusat yang mengendalikan strategi organisasi dan
strategi informasi. Perubahan pada salah satu strategi membutuhkan penyesuaian,
agar tetap setimbang.
Hubungan antara strategi kompetitif perusahaan dan
manfaat penggunaan sistem informasi dikembangkan melalui beberapa lapisan,
mulai dari perencanaan, analisa dan perancangan. Sejalan dengan semakin luasnya
pemanfaatan teknologi informasi di lingkungan bisnis, maka pemisahan antara
teknologi informasi dan strategi kompetitif perusahaan semakin tidak terlihat.
Hal ini karena seluruh strategi kompetitif perusahaan harus memiliki teknologi
informasi.
Strategi perusahaan berbasis sistem informasi perlu
dibuat karena sumber daya yang dimiliki perusahaan sangat terbatas, sehingga
harus dimanfaatkan secara optimal. Strategi ini juga digunakan untuk
meningkatkan daya saing atau kinerja perusahaan karena para kompetitor memiliki
sumberdaya teknologi yang sama dan memastikan bahwa aset teknologi informasi
dapat dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung dalam meningkatkan
profitabilitas perusahaan, baik berupa peningkatan pendapatan mapun pengurangan
biaya.
Menurut O’Brien (2005), peran strategis sistem
informasi dalam organisasi adalah memperbaiki efisiensi operasi, meningkatkan
inovasi organisasi dan membangun sumber daya informasi yang strategis. Ketiga
peran strategis ini dapat mendukung organisasi dalam meningkatkan keunggulan
kompetitif dalam bersaing. Dalam sebuah organisasi non-profit, peran strategis
yang dimaksud adalah meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan dan
meningkatkan kinerja dalam melakukan aktivitas pelayanan.
Sistem informasi yang diaplikasikan oleh perusahaan
untuk menunjang strateginya dapat pula digunakan untuk melihat kecenderungan
tren bisnis di masa depan. Dengan adanya sistem informasi, maka perusahaan
dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dalam jangka
pendek, menengah, maupun panjang karena adanya perubahan orientasi bisnis.
Disamping itu, sistem informasi yang unggul akan menciptakan barriers to entry
pada kompetitor karena adanya kerumitan teknologi untuk memasuki persaingan
pasar.
Dari sisi internal perusahaan, penggunaan sistem
informasi bukan saja akan meningkatkan kualitas serta kecepatan informasi yang
dihasilkan bagi manajemen, tetapi juga dapat menciptakan suatu sistem informasi
manajemen yang mampu meningkatkan integrasi di bidang informasi dan operasi
diantara berbagai pihak yang ada di perusahaan. Sistem ini dapat berjalan
dengan baik apabila semua proses didukung dengan teknologi yang tinggi,
sumberdaya yang berkualitas, dan yang paling penting adalah komitmen
perusahaan. Sistem informasi secara umum memiliki beberapa peranan dalam
perusahaan, diantaranya sebagai berikut.
Minimize Risk
Setiap bisnis memiliki resiko, terutama berkaitan
dengan faktor-faktor keuangan. Pada umumnya resiko berasal dari ketidakpastian
dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada diuar kontrol
perusahaan. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia untuk mengurangi
resiko-resiko yang kerap diahadapi oleh bisnis, seperti forecasting, financial
advisory, planning expert, dan lain-lain. Selain itu, kehadiran teknologi
informasi merupakan sarana bagi manajemen dalam mengelola resiko yang dihadapi.
2.
Reduce Cost
Peran teknologi informasi sebagai katalisator dalam
berbagai usaha pengurangan biaya operasional perusahaan akan berpengaruh
terhadap profitabilitas perusahaan. Terdapat empat cara untuk mengurangi biaya
operasional melalui penerapan sistem informasi, yakni eliminasi proses yang
dirasa tidak perlu, simplifikasi proses, integrasi proses sehingga lebih cepat
dan praktis, serta otomatisasi proses.
Added Value
Teknologi informasi dapat menciptakan value bagi
pelanggan perusahaan. Penciptaan value ini tidak sekedar untuk memuaskan
pelanggan, tetapi juga untuk menciptakan loyalitas pelanggan dalam jangka
panjang.
Create New Realities
Pesatnya teknologi internet menghasilkan suatu arena
bersaing baru bagi perusahaan di dunia maya. Hal ini ditunjukkan dengan
maraknya penggunaan e-commerce, e-loyalty, e-customer, dan lain-lain dalam
menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.
Dengan semakin berkembangnya peranan teknologi
informasi dalam dunia bisnis, maka menuntut manajemen untuk menghasilkan sistem
informasi yang layak dan mendukung kegiatan bisnis. Untuk itu, dituntut sebuah
perubahan dalam bidang manajemen sistem informasi. Perubahan yang terjadi
adalah dengan diterapkannya perencanaan strategis sistem informasi. Seiring
dengan perkembangan dunia bisnis, peningkatan perencanaan strategis sistem
informasi menjadi tantangan serius bagi pihak manajemen sistem informasi.
Perencanaan strategis sistem informasi diperlukan
agar sebuah organisasi dapat mengenali target terbaik untuk melakukan pembelian
dan penerapan sistem informasi manajemen, serta memaksimalkan hasil investasi
dari teknologi informasi. Sebuah sistem informasi yang baik akan membantu
sebuah organisasi dalam pengambilan keputusan untuk merealisasikan rencana
bisnisnya. Dengan demikian, penerapan teknologi informasi untuk menentukan
strategi perusahaan adalah salah satu cara yang paling efektif dalam untuk
meningkatkan performa bisnis. Strategi sistem informasi dipengaruhi oleh
strategi-strategi lain yang diterapkan perusahaan dan selalu memiliki
konsekuensi. Empat komponen infrastruktur sistem informasi menjadi kunci strategi
sistem informasi.
III.
PENDEKATAN DALAM SISTEM INFORMASI
Terdapat dua pendekatan dalam sistem informasi yaitu
pendekatan teknis dan pendekatan perilaku.
Pendekatan Teknis
Pendekatan ini menekankan pada dasar secara
matematis dan normatif model dalam menjelaskan sistem informasi. Disiplin ilmu
yang mendukung pendekatan ini meliputi:
computer science, management science dan operation research. Computer science mempelajari bagaimana
pembentukan teori perhitungan, model perhitungan dan metode yang efektif untuk
penyimpanan dan akses data. Management science menekankan pada pengembangan
model pengambilan keputusan dan praktek manajemen. Sedangkan operation research
sendiri lebih pada pembentukan teknik matematis untuk mengoptimalisasi
parameter-parameter dalam organisasi, seperti transportasi, pengendalian
persediaan dan biaya transaksi.
Pendekatan Perilaku
Masalah perilaku sebagai bagian dari sistem informasi, menjadi topik yang
makin berkembang saat ini. Banyak masalah perilaku seperti pemanfaatan sistem,
implementasi sistem dan pengembangan desain yang tidak dapat diatasi hanya
dengan pendekatan teknis saja. Ahli sosial menekankan pada pengaruh sistem
informasi terhadap kelompok, organisasi dan masyarakat. Para politikus juga
cukup tertarik dalam meneliti pengaruh politis dari penggunaan sistem
informasi. Sedangkan ahli psikologi lebih berkepentingan dalam melihat
tanggapan individual terhadap sistem informasi dan dalam pembentukan model
kognitif dari tanggapan manusia.
Pendekatan perilaku ini tidak berarti mengabaikan sisi teknis dari sistem
informasi, tetapi teknologi sistem informasi dijadikan sebagai stimulus untuk
masalah perilaku yang muncul. Perhatian pendekatan perilaku ini tetap pada
perubahan sikap, kebijakan manajemen dan organisasi serta perilaku. Dengan
melihat kedua pendekatan dalam sistem informasi ini akan membantu kita dalam
melihat masalah sistem informasi tidak semata-mata sebagai masalah teknologi
saja, tetapi lebih kepada bagaimana mengubah dan merancang teknologi sistem
informasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi dan kebutuhan individu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar