Manajemen Kas, Piutang, Persediaan
Kas merupakan salah
satu bagian dari aktiva yang paling likuid (paling lancar), yang bisa
dipergunakansegera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan.
Tujuan perusahaan menyimpan/membutuhkan kas
a. Kebutuhan
kas untuk transaksi (diperlukan dalam pelaksanaan operasi usaha perusahaan)
b. Kebutuhan
kas untuk berjaga-jaga (untuk mengantisipasi aliran kas masuk dan keluar yang
tidak kontinyu dan sulit diperkirakan)
c. Kebutuhan
kas untuk berspekulasi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA SEDIAAN KAS
• Kas adalah satu
unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.
• Jumlah kas
yang paling ideal sampai saat ini belum ada standar umumnya, tetapi telah
terdapat beberapa pedoman untuk menentukan jumlah kas perusahaan.
• Jumlah kas dapat
pula dihubungkan dengan salesnya (penjualan).
• Seperti halnya sediaan, kas juga
memiliki persediaan bersih atau persediaan minimal yang disebut sebagai “safety
cash balance”
ANGGARAN KAS (BUDGET KAS)
Tujuan penyusunan anggaran kas bagi pimpinan
perushahaan :
• Kemungkinan
posisi kas sebagai hasil rencana operasinya perusahaan
• Kemungkinan
adanya surplus dan defisit karena rencana operasi perusahaan
• Besarnya
dana beserta saat/kapan dana tersebut dibutuhkan untuk menutup defisit
kas
Tahap penyusunan budget
kas
• Penyususun estimasi
penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasionil perusahaan
• Menyusun perkiraan atau estimasi
kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang
diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasi perusahaan
• Menyusun kembali estimasi
keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansil dan
budget kas yang final
MANAJEMEN PIUTANG
Persediaan dan piutang dagang adalah dua
perkiraan aktiva lancar yang terbesar. Secara bersama-sama kedua jenis aktiva
ini mencakup hampir 80% dari aktiva lancar dan lebih dari 30% total aktiva
untuk semua industri manufaktur.
Manajemen dan kebijakan kredit yaitu dasar
untuk pengambilan keputusan pemberian kredit. Keputusan itu melibatkan standar
kredit, syarat-syarat kredit, dan penentuan siapa yang akan menerima kredit.
ANALISIS
KREDIT
Analisis kredit
berusaha untuk menetapkan siapa yang harus menerima kredit dan berdasarkan
kondisi apa. Dua aspek dari proses itu harus dibedakan : langganan baru versus
langganan yang ada. Yang kedua tidak begitu sulit karena pengalaman memberikan
informasi yang cukup banyak. Analasis kredit jelas merupakan masalah yang lebih
sulit bagi langganan yang prospektif berilaku dengan pemasok lainnya. Jenis
formasi ini dapat diperoleh dengan biaya tertentu dari agen informasi keuangan
khususnya seperti Dun & Bradstreet.
STANDAR
KREDIT
Standar kredit
merupakan rincian nilai-nilai atau karateristik-karateristik yang menentukan
apakah seorang pelanggan akan menerima kredit. Sejumlah variabel terlibat dan
beberapa pelanggan lemah dapat diberi kredit dalam kondisi-kondisi yang telah
ditentukan.
Jika suatu perusahaan melakukan penjualan
dengan kredit hanya kepada para pelanggan yang kuat, kerugian karena timbulnya
piutang ragu-ragu biasanya kecil. Sebaliknya ada kemungkinan tingkat penjualan
yang hilang tersebut dapat lebih besar daripada biaya yang dapat dihindarinya.
Untuk menentukan standar kredit yang optimum perusahaan perlu membandingkan
antara biaya marjinal pemberian kredit dan laba marjinal dari peningkatan
penjualan.
Yang termasuk dalam
biaya marjinal adalah biaya-biaya produksi dan penjualan akan tetapi untuk
sementara yang perlu diperhatikan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan
kualitas para pelanggan, atau biaya kualitas kredit. Termasuk dalam biaya-biaya
ini adalah (1) kerugian karena piutang ragu-ragu ; (2) biaya pemeriksaan dan
penagihan yang lebih tinggi, dan (3) dan yang lebih besar yang tertahan dalam
piutang dagang (yang mengakibatkan biaya modal lebih tinggi, karena pelanggan
yang kurang layak menerima kredit, menunda pembayarannya).
SYARAT KREDIT
Adalah kondisi
pembayaran kredit yang ditawarkan kepada pelanggan; syarat kredit meliputi
periode kredit dan potongan tunai. Periode kredit adalah jangka waktu dimulai
dari ketika kredit diberikan, setelah itu kredit dianggap tertunggak.
Lima aspek syarat kredit yaitu sifat ekonomik
produk, kondisi penjual, kondisi pembeli, periode kredit, dan potongan tunai.
-Sifat Ekonomik Produk
Barang-barang dengan perputaran penjualan
yang tinggi dijual dengan syarat kredit yang relatif pendek, pembeli menjual
kembali dengan cepat, yang menghasilkan uang tunai sehingga mampu membayar
kepada pemasok.
-Kondisi Penjual
Penjual yang keuangannya lemah membutuhkan
uang tunai atau syarat kredit yang ditawarkannya berjangka sangat pendek.
-Kondisi Pembeli
Pada umumnya pengecer yang sehat keuangannya
menjual secara kredit, dan sebaliknya menerima kredit yang lebih lama.
-Periode Kredit
Melonggarkan periode kredit dapat mendorong
kenaikan penjualan, akan tetapi biaya atas dana yang terikat pada piutang
dagang akan meningkat.
-Potongan Tunai
Potongan tunai adalah reduksi harga
didasarkan atas pembayaran yang dilakukan selama periode waktu yang ditentukan.
SEASONAL
DATING
Adalah syarat kredit
yang digunakan untuk mendorong konsumen untuk melakukan pembelian di luar musim
(out of season) dengan tidak mengharuskan pembayaran sampai tanggal waktu yang
telah ditentukan, tidak peduli kapanpun barang itu dibeli.
MANAJEMEN PERSEDIAAN
A. Pengertian
Menejemen Persediaan
Manajemen persediaan merupakan hal yang
mendasar dalam penetapan
keunggulan kompetatif jangka panjang. Mutu,
rekayasa, produk, harga, lembur, kapasitas berlebih, kemampuan merespon
pelanggan akibat kinerja kurang baik, waktu tenggang (lead time) dan
profitabilitas keseluruhan adalah hal-hal yang dipengaruhi oleh tingkat
persediaan. Perusahaan dengan tingkat persediaan yang lebih tinggi daripada
pesaing cenderung berada dalam posisi kompetitif yang lemah. Kebijaksanaan
manajemen persediaan telah menjadi sebuah senjata untuk memenangkan kompetitif.
Pada perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari persediaan bahan baku,
barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Manajemen persediaan yang akan dibahas
disini lebih difokuskan pada manajemen persediaan bahan baku. Manajemen
persediaan bahan baku bertujuan agar tingkat persediaan bahan baku cukup, tidak
terlalu banyak tetapi tidak terlalu sedikit, sehingga biaya bahan baku ekonomis
dan perusahaan tidak kehilangan kesempatan untuk melayani penjualan karena
kurangnya persediaan bahan baku.
TOC (Rp) = F.N
TCC (Rp) = C.P.A
TIC (Rp) = TCC + TOC
A=(S/N)/2
S, Total permintaan setahun à N,
Jumlah/Frekuensi order per tahun
B. Elemen Harga Pokok Bahan
Baku
Terdapat empat
kelompok biaya yang mempengaruhi harga pokok persediaan bahan baku, yaitu :
1. Harga Faktur. Harga faktur adalah harga
yang disetujui antara perusahaan dengan pemasoknya. Potongan pembelian akan
mengurangi harga faktur, sedangkan biaya angkut yang ditanggung perusahaan
diperlakukan sebagai tambahan harga faktur.
2. Biaya Pemesan Bahan Baku. Biaya ini disebut
juga procurement cost atau ordering cost yaitu biaya yang dikeluarkan dalam
melaksanakan pembelian bahan baku. Biaya ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a. Biaya Pemesan Tetap
b. Biaya Pemesan Variabel
3. Biaya Penyimpan Bahan Baku. Biaya ini
disebut juga storage cost atau carrying cost yaitu biaya yang dikeluarkan dalam
melaksanakan kegiatan penyimpanan bahan agar siap dipakai di dalam kegiatan
produksi. Biaya ini dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Biaya Penyimpanan Tetap
b. BiayaPenyimpanan Variabel
4. Biaya Ketidakcukupan Persediaan. Biaya ini
timbul akibat adanya persediaan bahan baku yang tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan produksi. Biaya ini meliputi : kerugian hilangnya penjualan, tambahan
biaya angkut karena dibeli secara mendadak, tuntutan dari pelanggan karena
keterlambatan, dan tambahan biaya karena tidak teraturnya proses produksi.
C. Alasan Memiliki Persediaan
Laba yang maksimal dapat dicapai dengan
meminimalkan biaya yang berkaitan dengan persediaan. Namun meminimalkan biaya
persiapan dapat dicapai dengan memesan atau memproduksi dalam jumlah yang
kecil, sedangkan untuk meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan
melakukan pesanan yang besar dan jarang. Jadi meminimalkan biaya penyimpanan
mendorong jumlah persediaan yang sedikit atau tidak ada, sedangkan meminimalkan
biaya pemesanan harus dilakukan dengan melakukan pemesanan persediaan dalam
jumlah yang relatif besar, sehingga mendorong jumlah persediaan yang besar.
Alasan yang kedua yang mendorong perusahaan menyimpan persediaan dalam jumlah
yang relatif besar adalah masalah ketidakpastian permintaan. Jika permintaan
akan bahan atau produk lebih besar dari yang diperkirakan, maka persediaan
dapat berfungsi sebagai penyangga, yang memberikan perusahaan kemampuan untuk
memenuhi tanggal penyerahan sehingga pelanggan merasa puas. Secara umum alasan
untuk memiliki persediaan adalah sebagai berikut :
1. Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau
persiapan dan biaya penyimpanan.
2. Untuk memenuhi permintaan pelanggan,
misalnya menepati tanggal pengiriman.
3. Untuk menghindari penutupan fasilitas
manufaktur akibat :
a. Kerusakan
mesin
b. Kerusakan komponen
c. Tidak tersedianya komponen
d. Pengiriman komponen yang terlambat
4. Untuk menyanggah proses produksi yang
tidak dapat diandalkan.
5. Untuk memanfaatkan diskon
6. Untuk menghadapi kenaikan harga di masa
yang akan datang.
D. Economic Order Quantity
Biaya pemesan
variabel dan biaya penyimpanan variabel mempunyai
hubungan terbalik, yaitu semakin tinggi
frekuensi pemesanan, maka semakin rendah biaya penyimpanan variabel. Agar biaya
pemesanan variabel dan biaya penyimpanan variabel dapat ditekan serendah
mungkin, maka perlu dicari jumlah pembelian yang paling ekonomis.
EOQ (unit) = √2.F.S/C.P
F, Fixed Cost Pemesanan à S,
Permintaan Tahunan à C, Carrying Cost per tahun à P,
Harga beli per unit
E. Reorder Point
Agar pembelian bahan yang sudah ditetapkan
dalam EOQ tidak mengganggu kelancaran kegiatan produksi, maka diperlukan waktu
pemesanan kembali bahan baku. Faktor-faktor yang mempengaruhi titik pemesanan
kembali adalah :
1. Lead Time. Lead time adalah waktu yang
dibutuhkan antara bahan baku dipesan hingga sampai diperusahaan. Lead time ini
akan mempengaruhi besarnya bahan baku yang digunakan selama masa lead time,
semakin lama lead time maka akan semakin besar bahan yang diperlukan selama
masa lead time.
2. Tingkat pemakaian bahan baku rata-rata
persatuan waktu tertentu.
3. Persediaan Pengaman (Safety Stock), yaitu
jumlah persediaan bahan minimum yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk
menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan baku, sehingga tidak terjadi
stagnasi.
Dari ketiga faktor di atas, maka reorder
point dapat dicari dengan rumus
berikut ini :
LD = Lead
Time
AU = Average Usage = Pemakaian rata-rata
SS = Safety Stock
F. Safety Stock
Untuk menaksir besarnya safety stock, dapat dipakai cara yang relatif lebih
teliti yaitu dengan metode sebagai berikut :
1. Metode
Perbedaan Pemakaian Maksimum dan Rata-Rata.
Metode ini dilakukan dengan menghitung
selisih antara pemakaian maksimum dengan pemakaian rata-rata dalam jangka waktu
tertentu (misalnya perminggu), kemudian selisih tersebut dikalikan dengan lead
time. Misalkan PT. Agung memperkirakan pemakaian maksimum bahan-bahan perminggu
sebesar 650 kg, sedangkan pemakaian rata-ratanya sebesar 500 kg dan lamanya
lead time 2 minggu, maka data-data tersebut safety stock sebesar:
Safety Stock = (650 – 500) 2 = 300 Kg
2. Metode Statistika. Untuk menentukan
besarnya safety stock dengan metode ini, maka dapat digunakan program komputer
kuadrat terkecil (least square). Untuk menggambarkan penggunaan metode ini,
maka diberi contoh berikut ini, yaitu untuk menaksir safety stock tahun 2001
didasarkan pada data tahun 2000.
Reorder Point = (LD x AU) + SS
Safety Stock = (Pemakaian Maksimum –
Pemakaian Rata-Rata) Lead Time Jumlah 26.000 28.480 -480 155.200
Langkah-langkah menghitung Safety Stock :
1. Menghitung Rata-rata Deviasi = - 480 : 12
= 1 40
2. Menghitung selisih antara total deviasi
kuadrat dengan total deviasi dikuadratkan dibagi
n(-480)2 = 155.200 = 136.000n
n(-480)2 = 155.200 = 136.000n
3. Hasil langkah kedua dibagi n-1 dan
hasilnya diakar kuadrat.
136.000 = √ = 111,19
12 – 1
4. Untuk menghitung besarnya safety stock
dipengaruhi dua faktor yaitu:
a. Besarnya derajat signifikan standar deviasi
pada kurva normal yang digunakan,
misalnya 97% = 2 atau 99,5% = 3.
misalnya 97% = 2 atau 99,5% = 3.
b. Lamanya jangka waktu yang digunakan
sebagai dasar perhitungan. Misalkan derajat signifikan yang
digunakan sebesar 99,5%, dan lama jangka waktu dasar selama
4 bulan, maka safety stock :
= (3 x 111,19 x √4) – (-40 x 4)
= 827,14
Konsep Diskon
Penawaran diskon 2% pada pembelian 6000 unit
atau lebih. Perusahaan akan memesan EOQ
7085 unit untuk menikmati diskon. Ternyata diskon ditawarkan pada pembelian
10.000 unit atau lebih.
TIC jika memesan pada EOQ 7085.
TIC= C.P (Q/2) + F. (S/Q)
= (0,2) (2000) (7085/2) + (100.000)
(104.000/7085) = ----
Jika memesan 10.000 unit berapa TIC
Q jadi 10.000, dan P jadi 0,98 (karena diskon
2%) x 2000 = 1960
TIC = (0,2) (1960) (10.000/2) + (100.000)
(104.000/10.000) = ---
Analisis kas
Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva
yang sifatnya paling lancar, dikatakan demikian karena kas dapat dengan segera
dicairkan apabila dibutuhkan untuk memenuhi kewajiban atau diperlukan dalam
kebutuhan perusahaan dalam waktu yang mendadak. Namun jumlah kas jika terlalu
besar juga tidak begitu memberikan keuntungan bagi perusahaan karena,
perputaran modal yang kecil sehingga tidak mendatangkan keuntungan bagi
perusahaan. Kas dapat dibagi menjadi dua yaitu kas utama dan kas kecil (paty
cash). Jumlah di dalam kas utama jauh lebih besar jika dibandingkan dengan kas
kecil. Kalau kas besar biasanya disimpan dalalm lembaga keuangan misalnya Bank
dan penggunaan kas tesebut sudah dianggarkan, seperti untuk membayar gaji
karyawan. Sementara kas kecil merupakan sejumlah uang tunai yang disimpan oleh
bagian keuangan yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Uang tunai tersebut
digunakan untuk keperluan yang nominalnya tidak terlalu besar, dan biasanya
penggunaannya diluar rencana atau bersifat tak terduga.
Dalam penyimpanan kas dikenal 3 motif,
diantaranya
1. Motif berjaga-jaga
yang dimaksud dengan motif ini adalah dimana
kas yang disimpan ditujukan untuk keperluan yang mendadak yang tidak tercantum
dalam perencanaan sebelumnya.
2. Motif transaksi
penyimpanan kas dengan motif transaksi
ditujukan untuk keperluan transaksi perusahaan biasanya sudah tercantum dalam
perencanaan perusahaan. Dan transaksi yang dilakukan bersifat tunai.
3. Motif spekulasi
Dalam motif spekulasi, kecermatan dari
menejer keuangan dibutuhkan untuk melihat kesempatan dalam penyimpanan kas yang
diharapkan mendapatkan keuntungan. Misalnya dalam pembelian saham yang sifatnya
sangat fluktuatif.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan industry
dibidang textile memiliki pendapatan usaha 175.000.000/bulan. Jika
diperhitungkan dalam sebulan jumlah pengeluaran dari perusahaan ini berkisar
100.000.000.- sehingga perusahaan ini memiliki keuntungan bersih sebesar Rp
75.000.000. keseluruhan keuntungan ini tidak langsung disimpan secara
keselurahan didalam kas perusahaan, namun ada kebijakan manajemen keuangan
mengenai keuntungan tersebut, yaitu :
1. 40% dari keuntungan itu diinvestasikan
dalam bentuk peralatan, berupa mesin. Investasi ini diharapkan dapat
meningkatkan produksi perusahaan. Sehingga menghasilkan keuntungan yang lebih
besar lagi.
2. 30% dari keuntungan tersebut disimpan
dalam kas perusahaan. Sudah termasuk dalam kas besar(utama) dan kas kecil. Kas
ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam menjalankan
usahanya.
3. 30% dari keuntungan tersebut akan
diinvestasikan kedalam bentuk saham yang ditanamkan diperusahaan lain. Hal ini
merupakan cara untuk membuka link terhadap perusahaan lain, dan salah satu cara
untuk mengeksplorasi dan mengekspansi perusahaan
Analisis persediaan
Jika ditinjau dengan seksama, persediaan
dapat diartikan sebagai berikut :
(a) asset yang tersedia untuk dijual dalam
kegiatan usaha biasa;
(b) asset yang termasuk dalam proses produksi
untuk penjualan tersebut; atau
(c) asset dalam bentuk bahan atau
perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Persediaan meliputi barang yang dibeli dan
dimiliki untuk dijual kembali, misalnya, barang dagangan yang dibeli oleh
pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk
dijual kembali. Persediaan juga mencakupi Barang jadi yang diproduksi, atau
barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi, oleh entitas serta termasuk
bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi. Bagi
perusahaan jasa, persediaan meliputi biaya jasa, di mana entitas belum mengakui
pendapatan yang terkait
Biaya persediaan harus meliputi semua biaya
pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada
dalam kondisi dan lokasi saat ini.
1. Biaya Pembelian
Biaya pembelian persediaan meliputi harga
beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali
oleh entitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan
biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang
jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, rabat dan hal lain yang serupa
dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.
2. Biaya Konversi
Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang
secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi, misalnya biaya tenaga
kerja langsung. Termasuk juga alokasi sistematis overhead produksi tetap dan
variabel yang timbul dalam mengonversi bahan menjadi barang jadi.Overhead
produksi tetap adalah biaya produksi tidak langsung yang relatif konstan, tanpa
memerhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan
pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik, dan biaya manajemen dan
administrasi pabrik.Overhead produksi variabel adalah biaya produksi tidak
langsung yang berubah secara langsung, atau hampir secara langsung, mengikuti
perubahan volume produksi, seperti bahan tidak langsung dan biaya tenaga kerja
tidak langsung.
Pengalokasian overhead produksi tetap ke
biaya konversi didasarkan pada kapasitas fasilitas produksi normal. Kapasitas
normal adalah produksi rata-rata yang diharapkan akan tercapai selama suatu
periode atau musim dalam keadaan normal, dengan memerhitungkan hilangnya
kapasitas selama pemeliharaan terencana. Tingkat produksi aktual dapat
digunakan jika mendekati kapasitas normal. Pengalokasian jumlahoverhead
produksi tetap pada setiap unit produksi tidak bertambah sebagai akibat dari
rendahnya produksi atau tidak terpakainya pabrik.Overhead yang tidak teralokasi
diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Dalam periode produksi tinggi
yang tidak normal, jumlah overhead tetap yang dialokasikan pada tiap unit
produksi menjadi berkurang sehingga persediaan tidak diukur di atas
biayanya.Overhead produksi variabel dialokasikan pada unit produksi atas dasar
penggunaan aktual fasilitas produksi.
Pengendalian persediaan secara umum berfungsi
untuk :
• Memenuhi kebutuhan konsumen
Dalam fungsi ini, suatu perusahaan membeli
persediaan dalam bentuk yang cukup besar, dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen atau dengan kata lain, permintaan yang cukup tinggi yang membuat
produksi meningkat sehingga persediaanpun perlu ditambah.
• Memenuhi kebutuhan musiman/siklus
Suatu perusahaan sudah pasti memiliki tujuan
untuk mendapatkan keuntungan, dan salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan
adalah dengan melihat peluang yang terjadi disaat “pasar musiman”. Menejer
perusahaan harus jeli, melihat kesempatan tersebut, sebelum “pasar musiman” itu
tiba, persediaan harus sudah tersedia, sehingga pada saat “pasar musiman “ itu
tiba barang sudah diproduksi dan peluang mendaptkan keuntungan cukup besar.
Karena kemungkinan persediaan dari produk musiman akan mengalami kenaikan
apabila dibeli pada saat “pasar musiman “tiba.
• Menggambil keuntungan dari pemberian diskon
Membeli persediaan dalam partai besar akan
mendapatkan potongan harga, sehingga harga jual dapat ditekan, atau dengan cara
lain suatu produk dapat diberikan diskon dari harga normalnya. Biasanya
konsumen akan tertarik pada suatu produk yang didiskon walaupun produk itu
tidak terlalu dibutuhkan dalam waktu yang segera. Diskon dapat menarik
perhatian konsumen sehingga penjualan produk meningkat, produksi meningkat yang
mengharuskan persediaan meningkat pula. Dan tentunya perputaran modalpun
meningkat.
• Memperlancar aliran barang
Penyediaan persediaan harus diseimbangkan
dengan aliran produk barang. Apabila aliran produk barang tidak terlalu lancar
maka, sebaiknya jumlah dari persediaan jangan terlalu besar, agar perusahaan
tidak mengalami kerugiaan. Misalnya perusahaan meubel X membeli persediaan
barang dalam jumlah yang besar pada bulan januari, pembelian ini diharapkan
memenuhi kebutuhan produksi sampai bulan April. Namun, pada bulan Maret harga
dari persediaan tersebut mengalami penurunan harga. Perusahaan meubel lain
menjual produk yang menggunakan persediaan yang sama lebih murah dibandingkan
perusahaan X. sehingga pendapatan dari perusahaan X menurun, dan apabila
perusahaan X mengikuti harga pasar atau sama dengan perusahaan meubel lainnya,
maka perusahaan X akan rugi.
Analisis Piutang
Piutang adalah salah satu jenis transaksi
akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang,
suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah
diberikan pada konsumen tersebut. Pada sebagian besar entitas bisnis, hal ini
biasanya dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut
kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu tenggat waktu yang disebut termin
kredit atau pembayaran.
Piutang dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Piutang Usaha
digunakan untuk penjualan barang dagang
secara kredit, dan biasanya diperkirakan akan diterima dalam periode waktu yang
relatif pendek.
2. Wesel Tagih
digunakan untuk memberikan kredit berdasarkan
instrumen kredit resmi, yang disebut wesel promes.
3. Piutang Lain-lain
meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan
piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan
Pemberian piutang oleh perusahaan kepada
pelanggan atau kliennya harus merupakan melalui kebijakan menejer keunagannya,
sehingga perusahaan tersebut tidak dirugikan. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan saat seorang menejer memutuskan untuk memberikan piutang kepada
orang lain, hal ini dikenal dengan 5C,
1. Carakter
2. Condisi
3. Capital
4. Collateral
5. Capacity
Disamping itu, pemberian piutang dapat juga
disertai dengan memberikan syarat kepada klien, seperti sertifikat tanah, atau
SK sebagai jaminan kepada perusahaan bahwa si klien tersebut memilki
keterikatan kepada perusahaan.
Selain menguntungkan pihak klien, pemberian
piutang juga memberikan keuntungan kepada pihak perusahaan yang mengeluarkan
piutang. Dimana pada umumnya harga barang yang dijual secara kredit lebih mahal
dibandingkan dengan tunai, sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan lewat
bunga yang dibebankan kepada kliennya. Sehingga perputaran barang serta modal
perusahaan tersebut akan semakin lancar dan mendatangkan keuntungan kepada
perusahaan.
Namun ada pula kerugian yang mungkin akan
dialami oleh perusahaan, yaitu piutang tak tertagih. Untuk menghindari kerugian
ini, pihak menjer keungan perusahaan harus cermat memikirkan apa yang mungkin
dapat menghindarkan hal ini terjadi kepada perusahaan. Beberapa alternative
yang dapat diambil untuk menghindari adanya piutang tek tertagih seperti :
1. Harga jual
Menaikkan harga jual kepada klien/konsumen
yang membeli secara kredit. Dharga jual yang dimaksud sudah termasuk kepada
bunga atas pembelian kredit tersebut. Semakin lama waktu pembayaran/cicilan
biasanya nominal dari pembayaran akan semakin kecil namun, bunganya akan lebih
besar. Dan ini merupakan kesepakatan antara perusahaan dank lien/konsumen.
2. Diskon
Pemberian diskon terhadap barang yang dijual
secara kredit diharapkan memberikan ransangan kepada klien/konsumen untuk
membayar utangnya lebih cepat. Akan tetapi perusahaan harus dapat
memperhitungakan diskon yang diberikan tidak akan membuat perusahaan rugi.
3. Waktu/musim
Dalam memberikan piutang perusahaan harus
melihat kapasitas dari kliennya, apakah mungkin untuk membayar cicilannya atau
tidak dalam beberapa waktu kedepan. Misalnya dengan melihat status/pekerjaan si
klien. Apabila pekerjaan kliennya adalah seorang petani, perusahaan mungkin dapat
menganalisis kapan kemungkinan sipetani tersebut dapat melunasi cicilannya,
tentunya saat panen. Sehingga perusahaan dapat melihat musim panen sebagai
peluang untuk mendapatkan keuntungan, dengan memberikan piutang kepada para
petani.
4. Penambahan karyawan
Penambahan karyawan yang dimaksudkan adalah
penambahan dalam bidang penagihan atau survey. Dimana untuk memastikan si klien
dari perusahaan ini memiliki kemampuan untuk membayar utangnya terhadap
perusahaan, untuk memastikan keakuratan data-data dari klien. Sehingga
perusahaan tidak tidak dirugikan dengan data-data palsu.
5. Hadiah
Biasanya pemberian hadiah kepada klien yang
yang memiliki utang dikarenakan pembayaran utang yang tepat waktu. Sehingga
hadiah ini sebagai tanda apresiasi pada klien serta untuk menarik perhatian
lagi dari perusahaan agar tetap terjalin kerjasama antara klien dan perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar